Gunung Agung Kembali Meletus, Bandara Ngurah Rai Ditutup hingga Pukul 19 Wita

(Baliekbis.com), Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ditutup Jumat (29/6) mulai pukul 3 pagi hingga pukul 7 malam. Penutupan itu sehubungan meletusnya Gunung Agung, Kamis (28/6). Demikian diungkapkan Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali-Nusa Tenggara Herson didampingi GM Bandara Ngurah Rai Yanus Suprayogi. Herson menambahkan kalau nanti perkembangan kondisi atau cuaca positif maka bandara bisa dibuka lebih awal. Sebab pihaknya terus melakukan evaluasi setiap dua jam.Total penumpang yang terdampak penutupan 74 ribu lebih dan diakui ada yang cancel.

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengeluarkan NOTAMN A2551/18 tanggal 29 Juni 2018 yang ditujukan kepada seluruh Maskapai dan Bandar Udara di dunia terkait dengan penutupan kegiatan operasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali dikarenakan dampak debu vulkanik (volcanic ash) erupsi efusif Gunung Agung. Penghentian operasional Bandar Udara akan dilakukan selama 16 jam terhitung pada hari Jumat, 29 Juni 2018 pukul 03.00 Wita sampai dengan pukul 19.00 Wita.

Keputusan untuk melakukan penutupan kegiatan operasional Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai dikeluarkan setelah dilaksanakannya rapat koordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah IV, Airnav Indonesia, BMKG, Maskapai Penerbangan dan Ground Handling, Jum’at (29/6) dini hari pukul 00.05 Wita. Sebelumnya, dilakukan pemeriksaan kondisi di sisi udara atau airside untuk mengamati dampak sebaran abu vulkanik (VA) di area Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai.

Sejak Kamis (28/6) pagi, aktifitas Gunung Agung terpantau mencapai Level III (Siaga), dengan erupsi yang berlangsung secara terus menerus. Biro Meteorologi Volcanic Ash Advisory Centre Darwin (VAAC Darwin) memprediksi akan adanya sebaran abu vulkanik ke udara dengan ketinggian 23.000 feet dengan kecepatan 10 Knots. Pantauan dari pilot pada ketinggian 15.000 – 23.000 feet masih ditemui adanya abu vulkanik (VA) di ruang udara dengan arah angin yang cenderung mengarah ke arah barat dan barat daya.

Sementara pengamatan melalui citra satelit cuaca Himawari mencatat bahwa sejak 19.00 – 00.00 Wita, abu vulkanik (VA) sudah tersebar dengan cepat, dengan area cakupan hampir menutupi ruang udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai. Pada pukul 01.00 Wita, satelit mendeteksi adanya pergerakan abu vulkanik (VA) ke arah barat – barat daya sehingga menutupi aerodrome bandar udara. Sementara itu, BMKG memprediksi bahwa sebaran abu vulkanik akan mulai mencapai area Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai pada pagi hari tanggal 29 Juni 2018.

Menyikapi keputusan penutupan kegiatan operasional bandar udara ini, manajemen PT. Angkasa Pura I melalui General Manajer Yanus Suprayogi menyatakan langkah-langkah persiapan sudah diambil, khususnya yang berkaitan dengan layanan kepada pengguna jasa bandar udara; dengan menyiagakan transportasi darat berupa armada bus dengan tujuan Terminal Mengwi dan Pelabuhan Padang Bai kepada para calon penumpang. Pihak manajemen Angkasa Pura juga sudah melakukan koordinasi dengan pihak maskapai untuk menyediakan pusat informasi pelayanan refund dan reschedule tiket untuk penumpang yang sudah melakukan pemesanan tiket.

“Bahwa kami tetap akan melaksanakan seluruh _standard operating procedure_ mengenai penanganan penumpang termasuk juga menerjunkan pengamanan dan pelayanan pada titik-titik konsentrasi penumpang serta berkoordinasi dengan seluruh _stakeholders_ untuk perkembangan selanjutnya. Kami mengimbau kepada penumpang dan calon penumpang untuk segera melakukan proses _refund_ atau _reschedule_ tiket pesawatnya kepada masing-masing airline, baik melalui hotline customer service atau melalui kantor airline yang ada di Bandar Udara,” ujar Yanus. (bas)