Gung Yenni: Paling Sulit Menjadi Nenek

(Baliekbis.com), Bagi Gung Yenny hal yang paling membuatnya sulit adalah ketika berakting menjadi seorang nenek. Dimana riasan wajah harus benar-benar bisa menyesuikan sesuai nenek pada umumnya. Begitu pula logat bahasa menjadi seorang nenek harus pas dengan nenek pada umumnya. Rencananya peran nenek akan kembali dilakoninya dalam fim berjudul “Alika dan Buku Ajaib” yang akan tayang awal bulan Juli 2017 di FTV. “Di film Alika dan Buku Ajaib, Yenni akan bermain bersama anak-anak yang sempat bermain di film Danur,” jelas artis Film Televisi (FTV) ini, Selasa (27/6/2017).

Jujur saja, menjadi peran nenek bersama anak kecil yang sangat jauh di bawah usia saya tentu akan muncul rasa bimbang. Karena peran yang dimainkan di film “Alika dan  Buku Ajaib” harus benar-benar bisa menyesuikan peranan dengan baik. Biasanya prilaku anak usia dini berbeda dengan prilaku anak remaja yakni lebih banyak dibimbing dan diberikan pembinaan. “Dan mau tidak mau harus bisa berakting dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya. Bagi sejumlah artis Tanah Aair sering kali lupa dengan sosok kepribadian dirinya ketika tampil berakting di suatu film yang diperankannya. Karena untuk bisa  memerankan peranan yang dimainkan akan membutuhkan konsentrasi dan kepercayaan diri. “Apalagi peran yang dimainkan di film harus sesuai dengan kebutuhan produser, pastinya hal itu tidaklah gampang,” ujar Agung Yenni yang biasa disapa Yenni yang merupakan artis Film Televisi (FTV).

Menurut pemain film berjudul “Polisi Ganteng Cenat-Cenut” yang sudah sempat tayang di FTV ini, saat melakukan akting untuk setiap peran yang akan dimainkan harus bisa sedikit menjiwai dan bahkan mampu menghapal naskah cerita yang akan dibawakan dengan baik. Dikatakan, hingga tahun 2017 ini sudah ada sebanyak 175 film yang sempat dimainkan. “Peran yang dimainkan di FTV kebanyakan mengambil peran menjadi seorang ibu atau nenek,”ucapnya.Yenni bisa dibilang salah satu artis film papan atas dikarenakan dirinya sering main film bersama artis-artis tenar seperti Eza Gionino, Bastian Stell, dan artis papan atas lainya. Ketika mengambil suting di Jogya dengan beberapa artis papan atas, Yenni sempat bisa mempopulerkan diri dengan memperoleh penghargaan rating tertinggi berperan sebagai ibu Eza Gionino dengan menggunakan bahasa Jawa. “Buat orang Bali dengan logat bahasa Jawa sangatlah sulit, namun saya justru mampu berbahasa Jawa dengan baik tanpa ada kesalahan sedikitpun,” terangnya. Ditambahkan, setelah selesai bermain film di “Alika dan Buku Ajaib”, Yenni berencana akan membuka kursus acting di Bali dengan beberapa produser film papan atas dan beberapa stasiun TV yang ada di Bali maupun luar Bali. (sus)