Gugurnya Dursasana dan Gatot Kaca di Parade Gong Gebyar

(Baliekbis.com), Parade Gong Kebyar Dewasa Jumat malam (6/7) di panggung terbuka Ardha Candra menampilkan duta kabupaten Karangasem dan duta kabupaten Gianyar. Duta Gianyar menyuguhkan ‘Gugurnya Dursasana’. Adapun duta Karangasem menampilkan Fragmentari “ Yowana Dira Jayeng Rat”. Duta Karangasem diwakili Sekaa Gong Kebyar Asti Laga. Menurut Pembina Tari Kreasi Sekaa Gong Kebyar Asti Laga, I Wayan Pande Widiana, sekaanya menampilkan  empat materi garapan yaitu instrumental tabuh lelambatan, tari kreasi “Prapen”,  Tari Kebyar Teropong, dan Fragmentari “ Yowana Dira Jayeng Rat”.

“Fragmentari yang kami tampilkan mengisahkan gugurnya Gatot Kaca Putra Bima Pandawa dalam perang Bharata Yudha,” terang Widiana. Widiana mengatakan di Bali kesenian kemudian menjadi unsur kebudayaan terpenting. Maka tak heran bila banyak orang berbondong-bondong terjun didalamnya. Tak terkecuali  Pande Widiana. Pande mengaku, “Saya sebagai generasi penerus ingin membuat suatu sejarah yang lebih meningkat dari sejarah sebelumnya.” Terlebih orang tua Pande Widiana yang juga merupakan seniman membuatnya ingin menjalankan kesenian.

Dan tak kalah menarik yakni penampilan Fragmentari yang bertajuk Gugurnya Dursasana  oleh Sekaa Gong Dwija Cita Langu Karang Taruna Putra Persada, Duta Kabupaten Gianyar. Tidak hanya itu. “Kami juga menampilkan tabuh Lelambatan “Wangsul”, Tari Kreasi “Wit Ning Legong”, dan  Tari kebyar Duduk,” tutur Pembina Seka Gong Dwija Cita Langu Karang Taruna Putra Persada, Ketut Budha Astra. Dalam penampilannya, Duta Kabupaten Gianyar mengajak penikmat seni untuk kembali pada jati diri serta kembali pada apa yang telah diwariskan nenek moyang kita yakni seni budaya, Ketut Budha Astra menuturkan.

Drama Gong

Pada waktu bersamaan dengan pagelaran parade gong kebyar dewasa di panggung terbuka Ardha Candra, di kalangan Ayodya panitia Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-40 tahun 2018 mementaskan Parade Drama Gong. Tampil sebagai penampil malam itu sanggar Werdhi Sentana, desa Yeh Kuning sebagai duta kabupaten Jembrana. Pementasan sanggar Werdhi Sentana ini mendapat apresiasi melimpah dari penggemar setia drama gong. Mereka masih merindukan era jaman keemasan drama gong. Tak heran penontonnya sebagian besar usia dewasa hingga lansia. Ada juga anak muda dan anak-anak, tetapi tidak terlalu banyak. (ist)