Gubernur: Sejahterakan Petani Harus Ada Perbaikan Tata Niaga Pertanian

(Baliekbis.com), Harga produk pertanian yang ada belum ideal untuk petani menyababkan banyak yang tak tertarik untuk menjadi petani. Untuk itu harus ada perbaikan tata niaga produk pertanian di Bali sehingga harga produk petani tetap tinggi dan bisa mensejahterakan petani. Demikian dikatakan Gubenur Bali Made Mangku Pastika usai meresmikan gedung baru Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali di Jalan WR Supratman, Denpasar, Senin (7/8//2017) siang yang ditandai dengan pemotongan rangkaian bunga.

Menurut Pastika permasalahan harga produk pertanian di petani yang rendah terjadi karena produk pertanian di Bali masih tergantung musim dan penanganan pascapanennya belum maksimal. Ketika pasokan melimpah, sementara permintaan tetap sehingga mengakibatkan harganya turun. Ia menilai perlu ada penanganan pascapanen ketika produksi melimpah sehingga harga bisa stabil dan memberi cukup penghasilan untuk petani. “Misalnya jeruk, kenapa di Bali kita tidak punya perusahaan Jus Jeruk? Begitu juga salak, kalau musim banyak sekali sehingga harganya murah. Kenapa kita tidak buat jus salak misalnya yang memenuhi syarat higienis dan standar,” ujarnya. Ia bahkan berharap petani di Bali bisa seperti di Thailand yang panen tanpa mengenal musim. Untuk itu menjadi tugas instansi terkait untuk membuat desain tata niaga yang bisa mensejahterakan petani.

Terkait peresmian kantor baru, Pastika berharap dengan bergabungnya OPD se-rumpun dalam satu lokasi yang sama membuat kinerja di bidang pertanian menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan kantor ini, maka di lokasi yang sama ada tiga OPD yakni Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, Dinas Perkebunan serta Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali. Namun ia berpesan supaya gedung baru tak membuat pegawai betah lama hanya berada di kantor. “Sebab petani ada di ladang. Jadi pegawai harus turun ke lapangan dan melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan,” tegasnya serayta mengatakan pola kantor dalam satu lingkungan ini juga akan diterapkan untuk kantor dinas lainnya. Sementara Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bali IB Wisnuardhana, mengatakan gedung baru ini dibangun sejak Juli 2016 dan selesai 19 Juli 2017. Gedung baru seluas 7 ribu meter persegi itu dibangun di atas lahan seluas 1, 4 hektar. Selain dibangun gedung utama, areal kantor dilengkapi dengan garasi yang bisa digunakan untuk pameran dan pasar tani serta bangunan Organic Trade Center. Sesuai arahan Gubernur Made Mangku Pastika, kantor ini juga dilengkapi sarana pembelajaran pertanian dan perkebunan. Masih di areal yang sama, Gubernur Pastika juga meresmikan Organic Trade Center sebagai pusat pemasaran produk pertanian organik di Bali. Gedung yang dikelola Asosiasi Pelaku Usaha Hortikultura (Aspehorti) Provinsi Bali ini juga merupakan gagasan Gubernur Pastika sejak tahun 2009 lalu sebagai bagian dari upaya menjadikan Bali sebagai pulau organik. (bas)