Gubernur Pastika Mohon Pamit

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Made Mangku Pastika menganugerahkan penghargaan Bali Mandara Parama Nugraha (BMPN) Tahun 2018 kepada 6 tokoh yang secara konsisten menyumbangkan dedikasi dan pengabdian untuk daerah dan krama Bali. Penghargaan  diserahkan pada acara Malam Penganugerahan BMPN 2018 di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Provinsi Bali, Selasa (28/8/2018). Acara malam itu terbilang istimewa karena menjadi momen terakhir bagi Gubernur Pastika untuk menyerahkan penghargaan yang telah menjadi agenda tahunan sejak tahun 2014.

Pastika mengatakan bahwa kegiatan malam penganugerahan BMPN 2018 merupakan bagian dari ungkapan rasa syukur seluruh jajaran Pemerintah Provinsi Bali, atas telah dilaluinya seluruh rangkaian kegiatan dan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, selama sepuluh tahun program Bali Mandara. “Malam hari ini adalah kesempatan terakhir saya memberikan penghargaan kepada para tokoh atau pemuka masyarakat, yang secara konsisten menyumbangkan dedikasi dan pengabdiannya untuk daerah dan krama Bali,” ujarnya. Penghargaan ini, ujar Pastika, bermakna sebagai apresiasi tertinggi dari Pemprov bagi mereka yang berdedikasi memajukan Bali melalui bidang pengabdian masing-masing yang sejalan dengan program Bali Mandara.

Lebih jauh Pastika mengungkap, sejatinya masih sangat banyak pemuka masyarakat yang berdedikasi tinggi, serta secara konsisten mengabdi untuk kemajuan Bali. Tanpa mengurangi rasa hormat dan terimakasih kepada semua pemuka dan kelompok masyarakat yang sudah ngayah dengan ikhlas dan sungguh-sungguh selama sepuluh tahun terakhir, tahun ini Pemprov Bali menetapkan 6 orang penerima Bali Mandara Parama Nugraha. Pastika meyakini, penghargaan ini bukanlah tujuan utama dari para tokoh dan pemuka masyarakat yang telah mengabdi dan ngayah dengan tulus ikhlas. Ia berharap, ke depannya dedikasi dan pengabdian para penerima BMPN terus ditingkatkan sehingga dapat menjadi tauladan sekaligus motivasi bagi seluruh krama Bali untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Kesempatan bertatap muka dengan seluruh pegawai Pemprov Bali dan masyarakat yang memenuhi tribun panggung terbuka Ardha Candra dimanfaatkan pula oleh Pastika untuk mohon pamit.

Karena tepat pada tanggal 29 Agustus 2018, ia secara resmi memasuki masa purna tugas setelah menjalankan pengabdian sebagai Gubernur selama satu dasa warsa. “Selama 10 tahun, berbagai keberhasilan telah kita raih dan berbagai kemajuan telah kita gapai. Biarlah krama Bali yang menilai hasil pembangunan tersebut. Pada malam hari yang cerah ini, ijinkan Saya mohon diri, karena telah selesai melaksanakan pengabdian sebagai Gubernur Bali. Mulai besok, Saya akan mengabdi kepada Bali, melalui bidang dan swadharma yang berbeda. Jiwa raga saya tetap untuk Bali,” urainya.

Pastika menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pegawai di lingkungan Pemprov Bali atas dedikasi dan kerja kerasnya dalam mengawal 10 tahun pelaksanaan Program Bali Mandara. “Terima kasih pula kepada seluruh komponen masyarakat Bali atas dukungan dan partisipasinya, sehingga seluruh program pembangunan, secara umum dapat terlaksana dengan lancar,” ucapnya. Selain menyampaikan rasa terima kasih, pada momen tersebut Pastika juga menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh krama Bali dan kepada semua pihak yang selama ini merasa tidak puas, kecewa, tersakiti, mendapat perlakuan tidak adil ataupun perasaan lain karena kekurangannya dalam memimpin pemerintahan dan memimpin jalannya pembangunan daerah.

Pastika menyadari, masih ada program yang belum terlaksana secara efektif dan masih ada program yang belum memberikan manfaat secara optimal bagi masyarakat. Untuk itu, ia mengajak seluruh komponen terus memantapkan komitmen untuk membangun daerah Bali. Sehingga ke depannya, pembangunan daerah Bali berjalan lebih baik serta tetap memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan seluruh krama Bali. Ia yakin, dengan semangat kebersamaan dan kerja keras seluruh komponen, masyarakat Bali yang maju, aman, damai, dan sejahtera (Bali Mandara) akan segera dapat diwujudkan.

Sementara itu, Ketua Panitia Malam Penganugerahan BMPN Tahun 2018 I Dewa Gede Mahendra Putra,SH.MH melaporkan bahwa tahapan penyelenggaraan kegiatan ini sudah dimulai sejak bulan Januari dengan melibatkan berbagai pihak seperti Kelompok Ahli Pembangunan, Organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemprov Bali dan masukan masyarakat. “Tahun ini, kami melakukan seleksi terhadap 33 nama nominator yang diusulkan. Melalui proses seleksi yang cukup ketat dan verifikasi lapangan, ditetapkanlah enam tokoh penerima Bali Mandara Parama Nugraha Tahun 2018,” bebernya. 

Mereka adalah I Wayan Sidja (Tokoh Seniman), I Nyoman Nuarta (Tokoh Seniman), Pande Wayan Suteja Neka (Tokoh Budaya), ABG. Satria Naradha (Tokoh Pers dan Media), Ketut Bangbang Gde Rawi (Tokoh Astronomi) dan Grace M.Tarjoto (Tokoh Pertanian).

Selain sebagai wujud apresiasi dan penghargaan, penganugerahan BMPN diharapkan dapat memotivasi seluruh komponen masyarakat, khususnya generasi muda untuk berpartisipasi aktif dan konsisten meneruskan pengabdian sesuai keahlian dan kemampuan masing-masing. (sus)