Gubernur Minta OJK Umumkan Perusahaan Bodong ke Masyarakat

(Baliekbis.com), Gubernur Bali I Made Mangku Pastika saat membuka Bali FINEF 2017, Minggu (29/10 ) di Renon minta OJK agar mencantumkan nama-nama perusahaan investasi ilegal alias bodong dalam sebuah media di tempat-tempat publik agar masyarakat mengetahui keberadaan mereka.

Gubernur sangat mengapresiasi Bali FINEF 2017 sebagai acara yang dapat memberikan informasi-informasi tentang jasa keuangan di Bali. Untuk itu OJK sebagai koordinator Satgas Waspada Investasi diminta dapat memberikan sanksi yang lebih tegas kepada pelaku investasi ilegal yang merugikan masyarakat. Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga membacakan 14 entitas yang termasuk dalam investasi illegal.

Gubernur Pastika.

Sementara Kepala OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara Hizbullah dalam sambutannya mengatakan meskipun tingkat inklusi masyarakat di Bali lebih tinggi dibandingkan nasional namun tingkat literasi atau tingkat pemahaman masyarakat Bali terhadap sektor jasa keuangan masih tergolong rendah. Rendahnya pemahaman tersebut tercermin dengan masih maraknya kasus-kasus investasi bodong yang terjadi di Bali. Satgas Waspada Investasi telah merilis 14 entitas baru yang termasuk dalam kategori investasi ilegal. Untuk itu melalui acara Bali FINEF yang mengangkat tema “Akses Keuangan Digital” ini diharapkan masyarakat akan memperoleh informasi tentang jasa-jasa keuangan yang diawasi oleh OJK sehingga tidak menjadi korban iming-iming investasi bodong.

Hizbullah.

Menyambut bulan Oktober sebagai Bulan Inklusi Keuangan, OJK Regional 8 Bali dan Nusa Tenggara bersama Forum Komunikasi Lembaga Jasa Keuangan (FKLJK) Provinsi Bali menggelar Bulan Oktober ditetapkan sebagai Bulan Inklusi Keuangan sejak tahun 2016 yang merupakan inisiatif dari OJK dan seluruh industri jasa keuangan di Indonesia. Di Bulan Inklusi Keuangan diharapkan Lembaga Jasa Keuangan di seluruh Indonesia melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan tingkat inklusi dan literasi keuangan di daerah. Kegiatan tersebut dapat berupa pameran, sosialisasi, maupun pemasaran produk-produk jasa keuangan yang dilakukan dengan cara yang lebih menarik dan berbeda dibandingkan dengan bulan-bulan biasanya. Berdasarkan data survey nasional pada tahun 2013 hanya 21,84% penduduk Indonesia yang tergolong memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang Lembaga Jasa Keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan. Angka tersebut meningkat di tahun 2016 menjadi 29,66%. Adapun indeks inklusi atau pemanfaatan produk dan jasa keuangan di Indonesia adalah sebesar 59,74% di tahun 2013 dan meningkat menjadi 67,82% di tahun 2016. Untuk Bali sendiri tingkat literasi dan inklusi di Bali lebih tinggi dari rata-rata nasional. Tingkat inklusi di Bali tahun 2016 mencapai 76% sedangkan tingkat literasi mencapai 37,45%. Salah satu tujuan dari Bali FINEF 2017 adalah lebih mendekatkan produk-produk LJK melalui platform digital seperti uang elektronik. (bas)