Gubernur Koster Sukses Wujudkan Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok A dan B Melalui Dana APBN Kementerian PUPR

(Baliekbis.com), Gubernur Bali, Wayan Koster meresmikan dan menjadi saksi diserahterimakannya Bangunan Pasar Seni Sukawati Blok A dan Blok B dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI, melalui Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna, ST kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar, melalui Bupati Gianyar, Made Mahayastra, pada Rabu Buda Paing Landep (10/2) di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

Guna memulihkan kembali roh Pasar Seni Sukawati yang sudah berdiri sejak tahun 1985 silam sebagai Pusat Perdagangan Rakyat dan salah satu penunjang perekonomian di Kabupaten Gianyar bagian selatan tersebut, membuat Gubernur Bali, Wayan Koster bersama Bupati Gianyar, Made Mahayastra dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna melakukan prosesi Upacara Mendem Pedagingan pada Karya Tawur Balik Sumpah dan Memungkah (Rsi Gana, Melaspas, dan Ngenteg Linggih di Pura Melanting Pasar Sukawati dengan menerapkan Protokol Kesehatan yang ketat. Semua peserta yang hadir telah mengikuti rapid test antigen (hasil negatif).

Usai menggelar Upacara Mendem Pedagingan, Gubernur Bali asal Desa Sembiran, Buleleng ini kemudian meninjau satu persatu kondisi bangunan Pasar Seni Sukawati di Blok A dan Blok B. Didampingi Bupati Gianyar, Made Mahayastra, Gubernur Bali yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini mengatakan rasa syukurnya karena pembangunan Pasar SeniSukawati Blok A-B bisa dilaksanakan dan selesai tepat waktu, meskipun dalam situasi pandemi Covid-19.

“Perjuangan untuk mewujudkan Pasar Seni Sukawati yang baru ini tidak mudah di masa pandemi Covid-19, karena pasar ini merupakan penunjang perekonomian masyarakat, maka saya secara khusus melapor ke Bapak Presiden RI, Joko Widodo pada tanggal 22 April 2019 (setelah penghitungan suara cepat Pilpres 2019 lalu), dan dihadapan Presiden RI saya menyampaikan permohonan program infrastruktur salah satunya Pasar Seni Sukawati di Gianyar agar direvitalisasi menggunakan dana APBN dari Kementrian PUPR.

Selanjutnya di tahun 2020 di saat pandemi Covid-19 melanda, saya kembali melakukan komunikasi intensif dengan Bapak Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono agar dana APBN untuk Program Revitalisasi Pasar Seni Sukawati tidak dirasionalisasi, dan Astungkara Bapak Menteri memenuhi permohonan saya, sehingga bersyukur pasar ini berdiri megah,” ujar Wayan Koster dihadapan Bupati Mahayastra seraya mengapresiasi kontraktor pelaksana yang sudah menerapkan kearifan lokal di dalam membangun dengan menerapkan gaya bangunan arsitektur Bali yang dilengkapi dengan tulisan Aksara Bali ‘Pasar Rakyat Pasar Seni Sukawati Gianyar’ yang sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

Lebih lanjut, mantan Anggota DPR-RI 3 Periode dari Fraksi PDI Perjuangan ini meminta Bupati Gianyar bersama jajarannya agar mengelola Pasar Seni Sukawati dengan baik, disiplin, tertib, rapi, dan bersih guna memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi pengunjung termasuk orang yang berwisata. Koster juga meminta tradisi tawar menawar harga ditiadakan di Pasar Seni Sukawati, dengan harapan ada standarisasi harga.

“Harganya harus ditentukan, diberi label harga disetiap produk. Jangan lagi ada tawar menawar, sehingga orang yang datang dan masuk sudah bisa melihat harga produk yang dijual, demi memberikan kepastian harga dan tetap menguntungkan para pedagang,” tegasnya Gubernur Bali jebolan ITB ini.

Di akhir sambutannya, orang nomor satu di Pemprov Bali ini mengajak Bupati Gianyar dan seluruh pedagang agar mengenakan Busana Adat Bali di setiap hari, selama berjualan. Kemudian, produk yang dijual, saya minta memprioritaskan produk lokal yang berasal dari Industri Kecil Menengah (IKM) asli Gianyar. Hal ini saya sampaikan, agar adanya keselarasan antara pedagang, produk yang dijual dengan konsep nama Pasar Seni Sukawati Gianyar. Sehingga para pengrajin, pedagang asli Gianyar betul-betul mendapatkan tempat berjualan disini, guna meningkatkan perekonomian masyarakat Gianyar pada khususnya dan sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali sesuai Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru untuk mewujudkan prinsip Trisakti Bung Karno yakni Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan.

Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna ST menjelaskan pasca dilakukannya penandatanganan penyerahterimaan Pasar Seni Sukawati ini, kami harapkan kepada pihak pengelola setelah masa pemeliharaan selesai, agar dapat mengalokasikan anggaran untuk keberlangsungan pengelolaan aset sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 28/PRT/M/2018 tentang pengelolaan BMN di Kementerian PUPR dan Keputusan Menteri PUPR Nomor 965/KPTS/M/2016 tentang pelimpahan Kewenangan dan Tanggung Jawab dalam Pengelolaan Barang Milik Negara pada Kementerian PUPR. Secara teknis, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna, ST dihadapan Gubernur Koster dan Bupati Mahayastra menyampaikan Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok A dan B dibangun selama 390 hari kalender dari tanggal 29 November 2019 sampai 29 Desember 2020 dengan Kontraktor Pelaksana PT. Putra Jaya Andalan senila Rp 77.899.916.556, kemudian di dalam Manajemen Konstruksinya dilaksanakan oleh PT. Daya Cipta dan Rancana KSO PT. Gaharu Sempana senila Rp 1.984.840.000, serta diawasi oleh Pengawas Berkala dari PT. Kencana Adhi Karma senilai Rp 613.268.000. Sehingga Pasar Seni Sukawati Blok A dan B yang memiliki luas lahan 6.563,49 m2 dengan total luas bangunan 9.493,74 m2 ini, berhasil kita dirikan 4 lantai dan 1 basement pada bangunan Blok A dan di Blok B memiliki bangunan 3 lantai dan 1 basement. Khusus untuk Bangunan Blok A memiliki Shopping Area dengan jumlah Los 779 Unit yang terdiri dari Los Lantai Dasar sebanyak 168 Unit, Los Lantai I sejumlah 183 Unit, Los Lantai II 211 Unit, dan Los Lantai III sebanyak 217 Unit. Sedangkan Shopping Area Blok B memiliki jumlah kios 31 Unit yang masing-masing terdapat di Kios Lantai I 15 Unit dan Kios Lantai II sebanyak 16 Unit.

“Secara rinci di Blok A terdapat area penunjang seperti Ruang Pengelola, Ruang Laktasi, Ruang Tunggu, Ruang Informasi, Ruang Kesehatan, Ruang Tera, Ruang Penyimpanan Janitor, Toilet Difabel, Toliet Umum, Ruang Control Security, Ruang Mep, Ruang Teknisi, ATM, Gudang, Ruang Ukur, Ruang Pompa, Ruang Genzet, Ruang Panel Listrik, Lift dan Tangga Pengunjung, Tangga Darurat, Parkir Mobil, dan Bale Bengong. Sedangkan di Blok B terdapat bangunan Pura Pasar Sukawati serta memiliki area pendukung seperti area bermain anak, PAUD, LPD, Bank, Ruang Kesehatan, Ruang Kontrol, Ruang Informasi, Ruang Laktasi, dan Toilet di setiap lantai,” jelas Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna seraya menjelaskan bangunan Pasar Seni Sukawati Blok A dan B juga didesain memiliki basement dengan kapasitas kendaraan 46 mobil. Pembangunan Pasar Seni Sukawati tidak berhenti sampai Blok A dan B saja, namun Gubernur Bali, Wayan Koster juga telah memperjuangkan Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok C yang sudah dikerjakan dari tanggal 13 November 2020 oleh Kontraktor Pelaksana PT. Adhi Persada Gedung dengan nilai Rp 83.598.094.800.

“Progres pengerjaan Pasar Sukawati Blok C pada Minggu ke-XII laporannya sudah saya terima dengan realisasi mencapai 9,0002 persen, dan akan tuntas dikerjakan pada 8 November 2021,” ujar Gubernur Bali, Wayan Koster saat didampingi Bupati Gianyar, Made Mahayastra dan Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna, ST. Menurut Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Bali, I Nyoman Sutresna, ST bahwa Pembangunan Pasar Seni Sukawati Blok C memiliki 6 kelebihan, seperti memiliki area dagang dan sirkulasi lebih luas, menampung seluruh pedagang eksisting, terdapat penambahan fasilitas penunjang SNI, fasilitas parkirnya yang besar dan terpusat, menerapkan konsep bangunan gedung hijau, dan terdapat fasilitas yang ramah bagi disabilitas. (pem)