Gubernur Koster Bangga Kain Gringsing Bali Menjadi Simbol Uang Kertas Rp 75 Ribu

(Baliekbis.com), Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi mendalam atas terpilihnya kain pegringsingan Bali menjadi salah satu ikon dalam uang kertas Rp 75 ribu yang baru saja diluncurkan.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Koster saat wawancara dengan awak media pada acara Peresmian Pengeluaran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia secara virtual melalui aplikasi zoom, pada Senin (17/8).

Dalam peluncuran uang baru yang dilakukan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo itu, Gubernur Koster menyatakan kebanggaannya karena sekali lagi salah satu kerajinan khas Bali menjadi simbol mata uang Republik Indonesia.

“Ini merupakan sebuah kehormatan dan kebanggaan pada masyarakat Bali dari Pemerintah Pusat. Jadi pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Menteri Keuangan dan Gubernur BI,” ucap mantan anggota DPR RI tiga periode tersebut.

Gubernur Bali yang juga Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini mengungkapkan bahwa makna dari mata uang RI yang baru diluncurkan ini sangat dalam. “Dalam mata uang baru ini, tergambar pencapaian bangsa kita selama 75 tahun kemerdekaannya. Demokrasi serta berbagai hasil pembangunan telah dicapai oleh bangsa ini,” jelasnya dalam acara yang turut didampingi oleh Kepala BI Perwakilan Bali Trisno Nugroho serta Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma.

Ia juga sangat mengapresiasi pemilihan simbol-simbol pada mata uang ini yang mengedepankan Bhinneka Tunggal Ika sebagai falsafah pemersatu bangsa. Hal itu bisa dilihat dari berbagai kesenian serta kebudayaan dari masing-masing daerah dipadukan dalam selembar uang kertas.

“Kita sebagai bangsa Indonesia harus selalu ingat, Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika serta UUD 1945 sebagai ideologi negara. Karena hal tersebut adalah pemersatu kita,” tegasnya.

Hal ini menurutnya adalah modal politik bagi Indonesia sebagai bangsa yang besar dan menjadi negara maju dan berdaulat sesuai cita-cita Bapak Pendiri Bangsa Ir. Soekarno. Dan tujuan pembanguan Presiden RI Joko Widodo yang senada dengan visi misi Pemprov Bali saat ini Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menuju Bali Era Baru.

Sementara itu dalam acara peluncuran uang kertas, Mentri Sri Mulyani mengatakan pecahan mata uang ini berbentuk kertas dengan nominal Rp75 ribu. Jumlah yang akan dicetak sebanyak 75 juta lembar. Uang ini resmi menjadi alat pembayaran yang sah.

“Sebagai bentuk wujud syukur kita atas anugerah kemerdekaan dan pencapaian-pencapaian yang telah kita lakukan selama 75 tahun Kemerdekaan Indonesia, maka pengeluaran uang rupiah dalam rangka peringatan khusus kemerdekaan Republik Indonesia bertepatan dengan tanggal 17 Agustus tahun 2020,” kata Sri Mulyani dalam acara peluncuran itu.

Dia menambahkan, penerbitan mata uang baru ini sebagai bentuk syukur atas usia Republik Indonesia yang kini menginjak 75 tahun. Meskipun saat dalam kondisi menghadapi wabah Covid-19. “Peringatan 75 tahun Republik Indonesia merdeka ditujukan untuk memperteguh kita semua di dalam menjaga kebhinnekaan dan kesatuan Republik Indonesia, serta bertujuan untuk menambah dan meningkatkan semangat kita dalam menyongsong masa depan dan terus mendukung dan mencapai tujuan kemerdekaan,” kata dia.

Bentuk syukur terlukis melalui gambar yang tertera di mata uang Rp75 ribu. Yakni peristiwa pengibaran bendera pada saat Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Menampilkan foto Proklamator Soekarno-Hatta serta gunungan. Di mana gambar tersebut memiliki filosofi sebagai pembuka dan permulaan lembar baru bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang baru saja diproklamasikan.

“Momentum ini harus kita manfaatkan untuk menumbuhkan optimisme dan semangat terus-menerus untuk membangun dan mencapai cita-cita kemerdekaan. Meskipun kita tahu di dalam perjalanan bangsa dan negara kita selalu akan dihadapkan pada berbagai tantangan dan kendala kehidupan termasuk pada saat ini, kita harus mampu untuk menghadapi tantangan Covid-19,” jelas dia.

Senada dengan Menkeu, Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan mata uang rupiah bukan hanya digunakan sebagai alat tukar saja, tapi juga sebagai simbol identitas dan karakterisitik Indonesia. Adapun uang ini memiliki tiga tema dan makna filosofi, yaitu mensyukuri kemerdekaan, memperteguh kebhinnekaan dan menyongsong masa depan. “Tiap lembar rupiah mengandung identitas dan karakteristik kita sebagai bangsa Indonesia yang harus kita lestarikan dan banggakan,” sebut Gubernur BI Perry Warjiyo. (pem)