Gubernur Apresiasi Penerbitan Buku Hindu Nusantara

(Baliekbis.com), Gubernur Bali I Wayan Koster didampingi Kadis Kominfo Provinsi Bali sangat mendukung penerbitan buku-buku Hindu Nusantara karena tulisan para tokoh tersebut sesuai dengan kebutuhan budaya lokal Hindu Nusantara yang beraneka ragam serta yang paling penting bebas dari pengaruh Sampradaya baik Sai Baba dan Hare Krishna.

Demikian disampaikan Gubernur Bali I Wayan Koster saat menerima Tim Percetakan Bali yang dipimpin Drs. Sayangi Lagasing, Ketua Pengawas Perusda Bali Ida Bagus Kesawa Narayana dan Tim Koordinasi Buku Hindu Nusantara Dr. Drs I Gusti Made Ngurah,M,Si., Selasa (10/8) di rumah jabatan Jayasabha.

Dalam pertemuan tersebut dibahas terkait rencana penerbitan kembali buku-buku karya para tokoh Hindu Nusantara seperti I Gusti Bagus Sugriwa, Prof. Ida Bagus Mantra, I Gede Pudja,MA, Prof. Dr. Tjok Rai Sudharta, Ida Bagus Puniatmaja, I Gede Sura, Nyoman S. Pendit, dll di mana para tokoh tersebut telah berjasa meletakkan pondasi Agama Hindu Dharma Indonesia yang kita telah warisi hingga saat ini.

Pada kesempatan tersebut Gubernur Koster juga meminta kepada Percetakan Bali agar khusus untuk di Bali membentuk Tim Penulis dan Pengkaji yang beranggotakan orang yang bebas Sampradaya yang melibatkan Kanwil Agama, Dinas Pendidikan, PHDI, MDA, UNHI, UHN IGB Sugriwa dan Universitas Udayana.

Dalam menulis dan menerbitkan buku-buku pelajaran Agama Hindu Dharma untuk TK, SD, SMP, SMA, juga Perguruan Tinggi yang berisi materi muatan lokal budaya Bali dan Nusantara agar nantinya materi yang diajarkan bebas Sampradaya sehingga generasi Bali ke depannya bebas dari ajaran Sampradaya asing yang tidak sesuai dengan Hindu dresta Bali.

Sementara itu Jro Bauddha Suena sebagai Sekretaris Tim Koordinasi Buku Hindu Nusantara menyampaikan kepada Gubernur Bali bahwa tim koordinasi ini melibatkan semua tokoh Hindu Nusantara yang berasal dari tokoh Hindu lintas tradisi dari seluruh Indonesia baik Hindu Bali, Hindu Karo, Hindu Tamil, Hindu Toraja, Hindu Tolotang, Hindu Kaharingan, Hindu Jawa, Hindu Tengger, Hindu Tanimbar Kei dan Hindu Marapu.

Tujuannya agar membangkitkan kembali ajaran luhur Hindu Nusantara yang secara otomatis diharapkan mengeliminasi pengaruh Sampradaya dari semua sendi-sendi kehidupan beragama Hindu Dharma Indonesia di seluruh wilayah Tanah Air karena ajaran kelompok Sampradaya tidak sesuai dengan budaya dan tradisi luhur Hindu Nusantara. (ist)