Greenfields Datangkan 2.150 Sapi dari Australia

(Baliekbis.com), 2.150 sapi betina, Senin  (9/10) ini menjalani proses karantina di peternakan Greenfields di Wlingi, Blitar setelah melalui perjalanan laut selama 11 hari dari Melbourne, Australia. Impor sapi betina dari Australia ke Indonesia ini merupakan momen penting karena merupakan jumlah impor sapi dara terbesar di Indonesia yang dilakukan dalam satu ekspedisi oleh perusahaan swasta. Kedatangan sapi-sapi dara di peternakan ini disambut baik oleh segenap pihak yang hadir menyaksikan proses karantina ini.

“Apresiasi yang tulus dari Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian kepada Greenfields dalam upayanya mengembangkan peternakan sapi perah yang berkualitas. Ini menjadi contoh baik untuk industri sejenis, baik di dalam negeri maupun luar negeri,” ujar Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Ir. Fini Murfiani, MSi., Senin  (9/10).  Dalam kesempatan yang sama Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jafi Alzagladi menekankan,  kebijakan pemerintah dalam persusuan adalah untuk penambahan populasi yang bertujuan pada peningkatan produksi susu, guna pemenuhan kebutuhan konsumsi susu segar bagi masyarakat. Oleh karena itu peran swasta seperti PT Greenfields untuk mendatangkan sapi perah dari Australia sebanyak 2.150 ekor ini merupakan hal yang sangat baik. Kami berharap inisiatif ini bisa mendukung penyediaan susu segar dalam negeri sekaligus mengurangi disparitas dari produksi dalam negeri yang saat ini ada di angka 23% dan impor 77%.

Kiri ke kanan: Wakapolres Blitar, Kompol Teguh Priyo Wasono, Asisten Deputi Peternakan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jafi Alzagladi, Bupati Blitar, Rijanto, Head of Dairy Farm PT Greenfields Indonesia, Heru Prabowo, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian, Fini Murfiani, Dandim 0808 Blitar, Letkol Arh Surya Dani, dan Konsulat Jenderal Australia di Surabaya, Chris Barnes, memantau proses karantina sapi perah asal Australia. Acara penyambutan ribuan sapi perah yang diimpor PT. Greenfields Indonesia dilaksanakan di peternakan Greenfields di desa Ngadirenggo, Wlingi, kabupaten Blitar.

“Kedatangan 2.150 sapi dara ini merupakan komitmen nyata dari Greenfields untuk mendorong industri susu segar di Indonesia. Ini adalah kelompok pertama dari total 9.000 sapi betina yang akan diternakkan di peternakan baru di Wlingi. Ketika peternakan ini sudah beroperasi sepenuhnya, kami akan dapat berkontribusi sebesar 14% kepada SSDN, dan secara otomatis mengurangi kebergantungan pada susu impor,” ungkap Heru Prabowo, Head of Dairy Farm Indonesia, PT. Greenfields. Di samping itu, masyarakat yang ada di sekitar peternakan PT Greenfields bisa mendapat dampak positif dalam pemanfaatan lahan untuk hijauan pakan ternak yang akan dimanfaatkan oleh perusahaan. “Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menurunkan angka kemiskinan yang basisnya di pedesaan,” tambah Jafi.

Selain mengimpor sapi perah untuk tujuan bisnis, Greenfields juga menginisiasi sebuah program kemitraan yang bernama Greenfields Dairy Institute (GDI). Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peternak muda dan membantu mereka meningkatkan produktivitas peternakan serta kualitas susu yang dihasilkan. Kemitraan ini sekaligus berupaya untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup peternak sapi perah rakyat. Dalam kurun waktu sepuluh tahun, program ini akan mengembangkan keterampilan 5.000 peternak muda dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan peternakan lokal. Greenfields adalah perusahaan susu segar terdepan di Indonesia. Selama dua dekade, Greenfields telah memproduksi susu segar dan produk susu lainnya dengan menerapkan standar internasional di Indonesia. Sebagai perusahaan publik, Greenfields, mempraktikan cara beternak yang baik dan secara konsisten berusaha untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. “Kami yakin bahwa sektor peternakan rakyat dapat ditingkatkan demi kesejahteraan peternak lokal, masyarakat dan negara. Kami percaya bahwa implementasi program kerja sama dan praktik beternak yang baik dapat mengatasi masalah produksi susu saat ini. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan kualitas dan kuantitas susu, sekaligus meningkatkan taraf hidup peternak dan masyarakat,” imbuh Heru.

Produksi susu nasional menyumbang kurang dari 20% dari kebutuhan konsumsi susu nasional. Untuk meningkatkan produksi lokal, pemerintah telah menerbitkan Permentan No. 26/2017 yang mendorong sektor swasta untuk mengembangkan industri susu melaui program kerja sama dan pemberdayaan peternak lokal. Lebih lanjut, sektor peternakan susu merupakan salah satu industri strategis pemerintah, karena selain dapat terus menyediakan produk susu bernutrisi tinggi kepada generasi muda Indonesia, industri ini juga memiliki kontribusi tinggi pada persediaan daging lokal. “Penggunaan susu segar ini banyak manfaatnya bagi kesehatan karena kandungan gizi yang terlengkap memang berasal dari susu segar. Greenfields diharapkan dapat menciptakan bisnis yang langsung dikelola oleh Greenfields dengan melibatkan peternak terpilih untuk bersama-sama maju,” ujar Fini. (ist)