GMAEA 2020 Representative of Indonesia, Ruang bagi Desainer Lokal Bisa Tetap Berkarya di Tengah Pandemi

(Baliekbis.com), Global Medical Aesthetic Exchange Association (GMAEA) 2020 Representative of Indonesia diharapkan bisa melahirkan desainer Bali berkelas internasional.

“Bali memiliki beragam jenis busana yang berpotensi untuk dirancang agar memiliki daya saing,” ujar Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bali Ny. Putri Suastini Koster, Kamis (10/12) di Denpasar.

Dikatakan Hybrid Fashion Show GMAEA 2020 yang dilaksanakan secara hybrid dapat menjadi alternatif di tengah situasi pandemi. Ia berharap, kegiatan seperti ini memberi ruang bagi desainer lokal agar tetap bisa berkarya mengangkat potensi kain tenun tradisional Bali.

Apalagi kain tenun Bali telah masuk rumah mode Christian Dior untuk koleksi Spring/Summer 2021, hal itu disampaikan desainer dunia pada ajang Paris Fashion Week pada Selasa (29/9/2020).

Selain pada pakaian, kain Endek Bali juga dipakai oleh Dior pada koleksi tasnya. Dari sekitar 86 desain koleksi terbaru Christian Dior itu ada sekitar 9 motif kain Endek Bali yang digunakan. Pengunaan kain Endek Bali, Christian Dior berkoordinasi dan menjalin kerjasama dengan KBRI Perancis untuk memastikan penggunaan kain tersebut sesuai dengan aturan budaya dan adat Bali.

“Untuk itu, bukan tidak mungkin, melalui kegiatan seperti ini karya-karya perancang kita bisa go international,” ucap Ny. Putri Koster. Fashion show yang digelar di tengah pandemi Covid-19 ini dilaksanakan secara hybrid, memadukan pola offline dan online, dengan mengangkat potensi-potensi lokal.

Dalam mewujudkan hal itu diharapkan adanya kerja sama semua pihak, seperti KADIN Bali, Puteri Bali Organization, Jegeg Bagus dll.
Bahkan acara tersebut dapat menjadi cikal bakal kebangkitan fashion show Bali, maka dilaksanakan secara bergantian pada daerah-daerah lain untuk mengangkat potensi masing-masing.

Pada bagian lain, perempuan yang dikenal sebagai seniman serba bisa ini minta agar jebolan jegeg bagus Bali, Puteri Bali, atau ajang sejenis dilibatkan dalam kegiatan semacam ini, agar mereka bisa mengembangkan potensi yang dimiliki.

Dukungan terhadap pelaksanaan kegiatan ini juga disampaikan Wakil Gubernur Bali dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra I Gede Indra Dewa Putra.
Menurutnya, kegiatan ini bisa menjadi ajang promosi bagi karya desainer Bali. Ia berharap, ajang ini mampu memotivasi para perancang busana lokal untuk menghasilkan karya inovatif yang mengangkat branding Bali.

Lebih dari itu, event semacam ini juga menjadi media untuk menunjukkan kesiapan Bali untuk menerima wisatawan mancanegara.

Sementara itu, Ketua Penyelenggara Putu Gede Wiwin Gunawasika yang juga GMAEA Representative of Indonesia menambahkan, keikutsertaan Bali mengikuti kegiatan secara online merupakan bagian penting dalam upaya mempromosikan karya desainer lokal.

Dan tentunya adalah salah satu upaya agar event conference ini bisa dibawa ke Bali di tahun mendatang. Karena kebetulan juga merangkap sebagai Ketua Bali MICE Forum dan Wakil Ketua Umum Kadin Bali bidang MICE & Special Event.

Sehingga ada misi juga untuk membawa event MICE ini ke Bali. GMAEA merupakan ajang konferensi tahunan yang berpusat di Seoul, Korea bersamaan digelar empat negara lainnya yakni Tiongkok, Vietnam, Malesya dan Indonesia (Bali).

Untuk itu, GMAEA 2020 di Bali menghadirkan Welcome Remarks GMAEA Founder/ President from South Korea Lee Euihan secara live.
Ajang itu diawali dari Bali (Nusa Dua) tahun 2017 dengan nama AMAEA yang bertepatan dengan peritiwa erupsi Gunung Agung.

Selanjutnya 2018 AMAEA dirangkai dengan Miss Harmony World di Kuala Lumpur, 2019 di Jeju Island AMAEA berubah menjadi GMAEA agar cakupan bisa lebih mendunia yang tadi nya hanya area Asia saja.

Dalam setiap ajang itu, dirinya selalu dilibatkan untuk ikut serta menyukseskan acara tersebut yang biasanya dihadiri 1500 orang. Potensi itu dilirik untuk pemulihan MICE ke Bali pasca pandemi Covid-19 sehingga pariwisata semakin cepat bangkit.

Dikatakan juga, ajang itu menjadi penampilan perdana bagi anak muda yang bergelut dalm dunia model pasca pandemi. “Semoga acara ini dapat menjadi wadah kreativitas dan kembali membangkitkan dunia fashion Bali yang berpotensi besar,” ujarnya.

Lebih dari itu, pihaknya ingin menunjukkan kesiapan Bali menjadi tuan rumah event nasional hingga internasional dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

Dalam kesempatan itu, Wiwin menyampaikan terima kasih atas dukungan yang diberikan Pemprov Bali, Dekranasda Bali dan Dekranasda Gianyar sehingga kegiatan ini dapat terlaksana dengan waktu persiapan yang sangat singkat.

Ucapan terima kasih itu ditunjukkan dengan pemberian piagam penghargaan kepada Ketua Dekranasda Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster, Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Ny. Surya Adnyani Mahayastra dan Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra I Gede Indra Dewa Putra, Ketua KADIN Bali Made Ariandi dan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Agung Partha Adnyana.

Fashion show menampilkan karya terbaik sejumlah desainer antara lain SKILLA Jewelry, Dode Moneko, Shima Boutique, Rhea Cempaka, Andika Pagi Motley, Cap Bali, Tude Togog, Anacaraka, Ethnic Boutique, Dika Saskara dan Katrin Sutajaya. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan apik duo asal Nusa Penida Alien Child, De Ama, Samara dan Sanggar Seni Pancer Langiit.(art)