Gencarkan Pemahaman Agama, IHDN dan AMSI Bali Jalin Kerja Sama

(Baliekbis.com), Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Prof. Dr. Drs. IGN Sudiana, M.Si dan Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Provinsi Bali, I Nengah Muliarta, S.Si, M.Si. menandatangani nota kesepahaman dalam bentuk MoU dalam Diskusi KAMiSAN, Kamis (17/5) di Aula Pascasarjana IHDN Denpasar. Nota kesepahaman ini akan ditindaklanjuti berupa kerja sama publikasi yang saling memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
“Saya mau kita bertemu lagi untuk membahas kerjasama lebih kongkrit dan saling menguntungkan,” kata Prof. IGN Sudiana saat diberi kesempatan pertama dalam sesi tanya jawab. Menanggapi tawaran itu, Ketua AMSI Bali I Nengah Muliarta menyatakan siap bekerja sama sesuai dengan kapasitasnya. Ia berharap, dengan adanya kerja sama nanti, AMSI dan IHDN akan lebih gencar melakukan publikasi sesuai dengan tupoksi masing-masing dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang Agama Hindu dengan menggunakan media social dan media online dengan benar sehingga memberikan manfaat positif.

I Nengah Muliarta, memaparkan peran dan fungsi media sosial (medsos) dalam kehidupan saat ini. Kata dia, media sosial telah menjadi kekuatan baru dalam membentuk opini publik. Medsos punya potensi besar produksi informasi dengan jangkauan sangat luas. Semestinya medsos bisa memperkuat demokrasi, karena publik memiliki keleluasaan dalam mengakses informasi. Kenyataanya, medsos, baik facebook, twitter, instagram dan blog menjadi ancaman bagi kehidupan berdemokrasi. Kata dia, ancaman itu semakin nyata dengan bertebarannya akun yang menyebar hujatan, fitnah dan kebencian dengan mengatasnamakan kelompok, suku, agama dan golongan. Justru kebebasan yang ditawarkan media sosial telah membuat penggunanya tidak lagi taat pada peraturan. Ia memberikan contoh, Indonesia telah diberlakukan Undang-Undang ITE, tetapi nyatanya masih sangat mudah dapat ditemui akun-akun yang menyebarkan fitnah, hujatan, celaan ataupun gambar dan video pornografi.

Ia mengutip data yang disampaikan oleh Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo, R Niken Widiastuti pada pembukaan Trusted Media Summit 2018 di Jakarta. Saat ini lebih dari 53% masyarakat Indonesia terhubung dengan internet. Empat dari 10 orang aktif di medsos. Dikatakan, kendati hasil survai menyebutkan 60% masyarakat Indonesia tak punya, namun 85% dari mereka punyai ponsel. Yang lebih memprihatikan, data UNESCO menyebutkan, minat baca orang Indonesia berada pada peringkat ke 60 dari 61 negara. Sedangkan cuitan di media sosial sangat tinggi yaitu mencapai 28.000 cuitan per-menit.

Media Sosial dan Demokrasi
Kandodat doctor Ilmu Pertanian UNUD ini menambahkan, jika dicermati, ada tiga pandangan terkait keberadaan media sosial, ada yang pesimis, ada yang optimis dan juga ada yang realistis melihat kondisi yang terjadi. Kelompok pesimis memandang bahwa keberadaan media sosial menjadi ancaman dalam pembangunan demokrasi. Apalagi selama ini keberadaan media sosial identik dengan alat penyebaran hoaks atau informasi bohong.

Ia mengutif pendapat Sekjen Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wahyu Dhyatmika yang mengatakan, hoaks yang selama ini disebar di media sosial cenderung dipercaya dan pengguna media sosial sering tidak melakukan verifikasi terhadap informasi yang diterima. Fakta ini terjasi jika orang yang menyebarkan adalah orang yang dikenal.
Sementara, Kelompok optimis berpandangan, medsos akan memberi dampak positif karena publik dapat memainkan perananya untuk menyampaikan pendapat secara bebas sepanjang dilakukan dengan tujuan baik. Sedangkan kelompok realistik lebih cenderung berpandangan pada pemanfaatan media sosial untuk membangun demokrasi, sambil tetap melakukan upaya meminimalisasi penyalahgunaan media sosial.

Ia mengurai kenyataan bahwa saat ini medsos telah menjadi media penyebaran hoaks, dimana hoaks menjadi racun dalam pembangunan demokrasi. Dampak hoaks seakan-akan lebih buruk dari upaya pengerahan masa dalam kampanye pemilu yang dapat saja berbuntut pada benturan antar kelompok pendukung. Hoaks dengan target pengiringan opini dengan memproduksi misinformasi dan disinformasi melalui medsos akan menghasilkan kecurigaan yang mendalam dan sikap antipati pada kelompok lain atau pandangan yang berbeda. Seperti salah satunya pabrikasi hoaks yang dilakukan anggota jaringan Muslim Cyber Army (MCA). MCA tidak saja menyebar hoaks tetapi juga mencari simpati dengan memanfaatkan label agama.

Menurutnya, medsos dalam juga dimanfaatkan untuk tujuan politik, bisnis, termasuk bisnis menyebar hoaks. Sebagai contoh adalah perang tagar yang awalnya merupakan perang persepsi yang kemudian menjadi bisnis baju kaos.
Jadikan Medsos, Media Bermanfaat.
Ia mengajak para pengguna medsos agar mengisi setiap akun media sosial dengan membagi hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan bersama. “Sudah saatnya juga media sosial dikembalikan fungsinya sebagai media perekat sosial dan membangun jejaring persahabatan” ajak Muliarta.

Ia mencontohkan, medsos dapat menjadi alat untuk untuk membangun demokrasi. Saatnya menjadikan media sosial sebagai alat untuk melestarikan dan mendokumentasikan seni dan budaya di negara ini. Media sosial juga dapat menjadi alat untuk menyebarluaskan budaya dan keunggulan daerah, termasuk menginformasikan obyek wisata yang ada di Indonesia. Diskusi KAMiSAN yang digelar Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Hindu Pascasarjana IHDN yang bertajuk : “Medsos dan Demokrasi : Harapan atau Ancaman” ini menampilkan dua narasumber yakni Ketua AMSI Bali I Nengah Muliarta dan Ketua Ikatan Wartawan Online Drs. I Nyoman Sutiawan.

Diskusi membahas secara tuntas kiprah Media Sosial dan Media Online. Diskusi yang dipandu oleh karyasiswa S2 Ilmu Komunikasi Hindu, Ir. Nyoman Merta ini dihadiri sekitar 65 peserta dari beberapa prodi seperti Prodi S2 Ilkom Hindu, S2 Dharma Acharya; S2 Bahasa Bali; S2 Brahma Widya dan S3 Studi Agama Hindu. Diskusi rutin setiap Kamis ini diawali dengan pemutaran video profil Magister Ilmu Komunikasi Hindu IHDN. Para peserta tampak antusias mendengarkan pemaparan dari dua narasumber yang juga praktisi media ini. Hadir dalam Diskusi tadi siang Kaprodi S2 Ilkom Hindu, Dr. I Gede Sutarya, M.Par, M.Ag; Sekretaris Prodi S2 Ilkom Hindu, Dr. I Dewa Ayu Hendrawaty Putry,S.Sos, M.Si; Kaprodi S3 Studi Agama Hindu, Dr. Sri Putri Purnamawati; Dosen S3, Dr. Surya Pradnya alias JDR. (ram)