Gencar Sosialisasikan Bahaya Bermain Layang-layang Dekat Jaringan Listrik, PLN Pastikan Gangguan Jaringan Turun 61 Persen

(Baliekbis.com), Hembusan angin yang sepoi-sepoi di bulan Juni hingga Agustus menjadi momentum terbaik bagi penggemar layang-layang di Bali untuk menerbangkan layangannya. Musim layang-layang ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat sembari mencari hiburan murah meriah di kala pandemi Covid-19 yang masih menghantui. Memamerkan hasil karya pribadi berupa layangan hias ataupun mengadu kemampuan dengan layangan satu dengan yang lain menjadi pemandangan yang umum di pulau dewata ini.

Selain jenis layangan yang menjadi faktor penentu kegembiraan, lokasi yang layak dan tepat juga harus menjadi pertimbangan. Banyak penggemar layangan yang kemudian memilih lokasi terbaik seperti lapangan yang luas, ataupun tepi pantai agar dapat sepuasnya bermain menerbangkan sang layangan.

Namun, tak jarang yang tak ingin pergi jauh dari rumah masing-masing dan mencari titik tertinggi dari rumah warga untuk mengangkasakan layangan miliknya.

Padahal rumah penduduk sangatlah dekat dengan jaringan-jaringan listrik milik PLN. Ini amatlah berbahaya, dan mengancam keselamatan warga. Ancaman terkena aliran listrik melalui benang layang-layang memiliki risiko tinggi dan mengancam nyawa.

“Jika layang-layang yang dimainkan menimpa jaringan listrik, dapat menyebabkan gangguan padam listrik, ini merugikan banyak pihak,” jelas Manajer Komunikasi PLN UID Bali I Made Arya, Sabtu (14/8) di Denpasar.

Dirinya menyebutkan PLN telah menggencarkan sosialisasi kepada masyarakat untuk dapat bermain layang-layang secara aman jauh dari jaringan listrik.

“Tim kami berkeliling untuk menyebarkan informasi, serta mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya tokoh masyarakat dan pemuka agama untuk membantu misi kami mengedukasi masyarakat, semakin peduli dalam bermain layangan yang aman serta jauh dari jaringan listrik,” jelas Arya.

Cara ini menurutnya sangat efektif, terbukti pendekatan informatif ini mampu menekan angka gangguan listrik akibat layang – layang hingga 61% jika dibandingkan dengan tahun 2020.

“Tentu tidak hanya sosialisasi, di sisi teknis kamipun tetap melakukan patrol rutin dan memetakan lokasi – lokasi yang rawan terhadap gangguan layang-layang. Dari hasil pemetaan tadi kami merekonduktoring beberapa Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) kami yang dianggap rawan dengan penggantian jaringan yang sebelumnya berjejer 3 di atas menjadi kabel terpilin sehingga menjadi lebih kuat terhadap gangguan layangan karena memiliki kemampuan isolasi atau ketahanan terhadap gangguan dari luar yang lebih baik,” jelas Arya.

Untuk itu pihaknya juga selalu mengingatkan masyarakat untuk proaktif melaporkan jika menemukan layang – layang yang tersangkut di jaringan PLN. Pelaporan dapat dilakukan melalui aplikasi New PLN Mobile atau melalui contact center PLN 123. (ist)