Gema Perdamaian 2018, Gerakan Moral Mulai Dari Bali

(Baliekbis.com),
Bali tidak hanya sebagai destinasi wisata nomor satu di dunia, tapi juga dikenal sebagai Island of Peace, Island of Democracy,
Island of Tolerancy. Demikian ditegaskan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika di hadapan Panitia Gema Perdamaian (GP) 2018 di ruang kerjanya, Kamis (23/8) pagi.

Tujuan Panitia Gema Perdamaian bertemu Gubernur selain untuk “mesimakrama” kepada Gubernur Bali yang segera mengakhiri masa jabatannya bulan ini, juga untuk memohon dukungan kepada Made Mangku Pastika agar berkenan menjadi Penasihat GP dsn meminta dukungan gubernur untuk kelancaran pelaksanaan agenda GP tahun ini.

Sesuai agenda Panitia GP 2018 akan menyelenggarakan Sarasehan Damai pada 21 September 2018 bertepatan dengan Hari Perdamaian Dunia yang diperingati setiap 21 September. Sarasehan akan digelar di Lapangan Gong Perdamaian Desa Budaya Kertalangu, Denpasar dan akan dihadiri tokoh dan pelaku bisnis pariwisata yang tergabung dalam HIPMI Bali, IWAPI, BKOW Bali dan beberapa komunitas peduli lainnya. Puncak acara GP 2018 akan dihelat pada Sabtu, 6 Oktober 2018 di Lapangan sisi Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali “Bajra Sandhi”, Renon, Denpasar dan direncanakan akan dihadiri Presiden RI, Joko Widodo dan sejumlah petinggi negeri ini.

Made Mangku Pastika didaulat saat itu untuk memberi wejangan kepada semua aktivis Gerakan Moral ini untuk terus menyuarakan gerakan perdamaian ini. Yang menarik, puncak acara GP nanti akan mengundang para penerima hadiah Nobel Perdamaian serta tokoh-tokoh cinta damai di dunia. Rombongan Panitia GP yang dipimpin oleh Ida Rsi Acharya Agni Budha Wisesanatha didampingi Ketua Panitia GP XVI, 2018, Kadek Adnyana ini juga mohon dukungan Mangku Pastika selaku orang nomor 1 di Bali berkenaan dengan kebutuhan fasilitas demi kelancaran pelaksanaan GP tahun ini. “Saya berterima kasih diberi keperayaan untuk menjadi penasehat” ujar Mangku Pastika seraya siap membantu kebutuhan demi kelancaran acara GP sesuai kemampuan Pemerintah Provinsi Bali.

Ida Rsi Wisesanatha selaku salah satu founding father dan Steering Commitee GP menekankan pentingnya menggaungkan spirit damai dari Bali. Hal ini menguatkan dengan statement Gubernur Made Mangku Pastika bahwa Bali adalah Pulau Perdamaian (Island of Peace). Simakrama yang berlangsung selama 1 jam itu menemukan benang merah yakni kesepakatan saling bersinergi untuk mendukung kegiatan gerakan moral ini menjadi gerakan World of Peace yang tak hanya dilaksanakan di Bali tetapi juga akan digelar secara serentak di daerah-daerah luar Bali di seluruh Indonesia bahkan dunia. (vir)