Gede Pasek: Hanura Siap Dampingi Cagub PDI-P Maupun Golkar

(Baliekbis.com), Jelang pilgub Bali 2018 mendatang, situasi politik mulai hangat. Bahkan sejumlah figur terang-terangan menyatakan siap tarung. “Kalau kita siap dampingi figur mana saja, tergantung isi visi-misinya untuk pembangunan Bali ke depan,” ujar Gede Pasek Suardika, salah satu figur yang disebut-sebut punya kans besar sebagai cagub Bali belum lama ini di Kuta.

Ditemui di sela-sela Mukernas I Partai Hanura yang berlangsung di Kuta, Pasek yang juga Waketum Partai Hanura itu mengatakan ia sudah ada komunikasi dengan sejumlah tokoh parpol. Tapi yang paling intens dengan Golkar. Namun semua itu masih sebatas komunikasi politik, belum mengarah ke paket. Meski demikian, Pasek yang kini sebagai anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah) RI mengatakan dirinya siap mendampingi parpol mana pun yang akan maju. “Jadi meski masih dalam tingkat komunikasi, kami siap dengan Pak Sudikerta atau dengan PDI-P (Koster). Tapi kita belum tahu siapa dari PDI-P karena masih proses penjaringan,” jelasnya. Menurut Pasek, kalau nantinya Koster berpaketan dengan Cok Ace ini memang agak berat. Pasalnya ada Cok Ibah (Cok Kertiyasa) dari Golkar yang juga akan maju. Ini kan dalam wilayah sama maju dua kandidat. “Karena itu kita coba tawarkan Pak Made Sudarta (Ketua DPD Hanura Bali -red) yang dampingi Koster. Tapi kalau dengan Sudikerta (Wagub Bali saat ini) kita juga siap,” tegas Pasek.

Bahkan Pasek mengaku komunikasinya dengan Sudikerta sudah makin intens. Namun Pasek menegaskan siapa pun yang nantinya mengajak kader Hanura, harus memenuhi beberapa syarat yang diajukan di antaranya masalah perimbangan pembangunan Bali Utara-Timur agar jelas, berapa persen APBD yang diprioritaskan. “Berapa anggaran Bali yang Rp 5 triliun itu akan dibawa ke sana,” ujarnya. Pasek menilai ini sangat penting sebab selama ini wilayah tersebut  terlalu lama “dijual” sebagai jargon politik saja. Tapi pembangunan di daerah itu tak pernah tuntas dalam artian masih terlihat ketimpangan yang begitu besar antara Bali Utara-Timur dengan Bali Selatan. Kalau Bali tanpa ada kebersamaan kesejahteraan jelas tak bagus. “Itu syarat yang kita ajukan, siapa nanti yang lebih cepat, kalau Golkar yang terima syarat itu  kita akan cepat dengan Golkar. Juga kalau PDI-P yang siap lebih dulu kita kesana. Kalau untuk jargon kita tak mau,” tegasnya.

Pasek juga menilai program bedah rumah untuk warga miskin yang gencar saat ini kurang pas. Menurut tak cukup hanya dengan bedah rumah, apalagi kualitasnya seperti itu sehingga takkan bisa bertahan lama. “Tapi kalau bedah kesadaran akan lebih bagus karena membikin masyarakat bisa mandiri sehingga tak tertinggal,” ujarnya. Soal pasangan utara-selatan menurutnya yang terpenting bisa memberi  keseimbangan pembangunan dan yang tak kalah penting harus  tolak reklamasi (Teluk Benoa). Pasek menambahkan sejauh ini pihaknya belum mengetahui visi-misi para kandidat. Padahal itu penting untuk kampanye dan pemenangan. “Jadi nanti kita akan minta komitmen secara tertulis agar bisa diteruskan ke kader hingga ke bawah apa komitmennya. Kita punya mesin politik hingga ranting. Ini mesin politik yang segar dan memiliki kekuatan luar bias am” tegasnya. (bas)