Forkom UGM Gelar Peringatan 20 Tahun Reformasi

(Baliekbis.com), Forum Komunikasi (Forkom) UKM UGM menggelar acara bertajuk “98/19: Peringatan 20 Tahun Reformasi” sebagai upaya untuk membangkitkan kembali semangat dan tujuan reformasi. Dalam kegiatan yang diinisiasi Sekber Khusus ini mengangkat tema besar “Sejarah Perjuangan Mahasiswa UGM pada 1998 dan Tinjauan Kondisi Indonesia Setelah 20 Tahun Reformasi”. Acara ini ditujukan sebagai wadah yang mengajak seluruh seluruh mahasiswa untuk merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan dalam sejarah pergerakan mahasiswa terutama aktivis Gelanggang Mahasiswa.

“Sekaligus memberikan refleksi mengenai keadaan Indonesia setelah 20 tahun reformasi ’98,” kata Ridho Affandi, panitia peringatan 20 tahun reformasi Forkom UGM, dalam keterangan tertulis yang diterima Senin (21/5). Reformasi menjadi momentum perubahan kekuasaan di Indonesia yang ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto yang berkuasa selama kurang lebih 32 tahun. Peristiwa reformasi yang terjadi pada 20 Mei 1998 lalu ini ini tidak lepas dari peran pergerakan mahasiswa saat itu yang bersatu dan berani mengkritisi pemerintahan.

Gelanggang Mahasiswa UGM sebagai pusat kegiatan dan pergerakan mahasiswa mulai dari tahun 1975, menjadi pusat terjadinya gerakan mahasiswa saat reformasi berlangsung. Gelanggang Mahasiswa menjadi tempat bersejarah yaitu di tahun 1998 menjadi tempat mahasiswa untuk menyusun kajian, strategi maupun pergerakan reformasi.  Unit Kegiatan Mahasiswa pada saat itu menjadi salah satu aktor dalam reformasi dan ikut menyusun pergerakan mahasiswa dengan pusat Gelanggang Mahasiswa.

Atas dasar hal tersebut, Forkom UGM menyelenggarakan serangkaian acara peringatan 20 tahun reformasi.  Acara berlangsung selama tiga hari, pada 18 hingga 20 Mei 2018. Kegiatan diawali dengan dengan pentas seni untuk mengenang perjuangan mahasiswa menjelang reformasi (18/5). Acara tersebut dimeriahkan oleh John Tobing dan Sande Monink, Sastra Budaya UGM, Forum Musik Fisipol, serta Orkes Melayu Dangdut Pembangungan (OMDP).

Selanjutnya pada Sabtu, 19 Mei 2018 pukul 20.00 WIB, diadakan talkshow dengan tema “Mengenang 1998” yang membahas soal dinamika dan sejarah pergerakan mahasiswa menjelang dan pada waktu Reformasi 1998. Menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Muhammad Nurkhoiron, S.Sos., M.Si., yang merupakan alumni Universitas Gadjah Mada tahun 1999 dan  salah satu dari 11 anggota Komnas HAM periode 2012-2017), drg. Ika Dewi Ana, M.Kes.,Ph.D sebagai seorang pelaku sejarah dalam peristiwa “Setengah Tiang Hingga Lengser” yang sekarang menjadi seorang dosen dan peneliti serta Penerima Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa Pemerintah RI, dan Peter Kasenda sebagai seorang sejarawan dan penulis buku-buku seperti “Hari-Hari Terakhir Orde Baru: Sukarno, Marxisme & Lenimisme Akar Pemikiran Kiri & Revolusi Indonesia”.

“Tujuan dari talkshow ini adalah mengenang kembali dan memberi pemahaman pada mahasiswa saat ini akan perjuangan dan usaha-usaha untuk meraih Reformasi,”ungkapnya. Berikutnya, pada Minggu, 20 Mei 2018 pukul 20.00 WIB, mengetegahkan talkshow dengan tema “Indonesia 20 Tahun Setelah Reformasi”. Dalam talkshow yang membahas soal pencapaian dan perubahan Indonesia semenjak Reformasi 1998 ini menghadirkan beberapa pembicara seperti Max Lane, peneliti dan penulis buku Unfinished Nation: Indonesia Before and After Soeharto, Verso 2008, Dr. Agus Suwignyo, dosen senior di Jurusan Ilmu Sejarah Universitas Gadjah Mada dan penulis artikel Indonesian National History Textbooks after the New Order tentang keadaan nasional Indonesia setelah reformasi, dan Drs. Agus Wahyudi, M.A. M.Si sebagai seorang dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada serta penulis tesis Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka di Bawah Orde Baru.

Disamping acara tersebut juga menampilkan arsip pergerakan mahasiswa menjelang Reformasi 1998 yang dipamerkan selama berlangsungnya rangkaian acara. Ridho menyampaikan melalui acara “98/18: Peringatan 20 Tahun Reformasi” ini, mahasiswa diharapkan mampu membangkitkan kembali daya pikir kritis mereka dalam mengawal pemerintahan. Selain itu juga menegaskan peran UKM sebagai aktor utama dalam kegiatan dan pergerakan mahasiswa.(ika)