Fikom Dwijendra Bhakti Sosial di Pura Dalem Desa Adat Jenah, Peguyangan Kangin Denpasar

(Baliekbis.com),Perilaku masyarakat menjaga lingkungan sangat menentukan dalam budaya hidup sehat.

“Dalam kaitan dengan lingkungan alam, masyarakat harus mau saling mengkomunikasikan bentuk-bentuk kerusakan lingkungan dan upaya penyelamatan dan pemeliharaan lingkungan,” ujar Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dwijendra, Drs. Wayan Kotaniartha,S.H., M.H., M.IKom. di sela Bhakti Sosial yang dikemas dalam pengabdian masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Dwijendra, Minggu (14/8/2019) di Pura Dalem Desa Adat Jenah, Peguyangan Kangin, Denpasar Utara.

“Yang menjadi kelompok sasaran dalam pengabdian masyarakat ini sangat tepat yaitu ibu ibu PKK dan Sekaa Teruni, pasalnya mereka merupakan komunikator yang menentukan dalam keluarga, kemudian akan menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar terutama dalam memelopori perilaku hidup sehat dan pelestarian lingkungan,” ujar Kotaniartha, sembari berujar Bhakti Sosial ini sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu, pendidikan, penelitian serta pengabdian masyarakat.

Dalam kesempatan ini Rektor Universitas Dwijendra Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA., juga menyampaikan, ibu-ibu bisa menjadi “Agent Communication”. Proses komunikasi di dalam keluarga dianggap penting termasuk dengan antar keluarga, banjar termasuk di desa. Hal ini sejalan dengan tema yang diusung dalam pengabdian masyarakat kali ini yaitu “Perilaku Hidup Sehat Berbasis Lingkungan”.

“Kita harapkan mahasiswa bisa menyampaikan apa yang telah didapat di bangku kuliah, sehingga sangat bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.

Rektor Gede Sedana menyambut positif apa yang dilakukan oleh Fakultas Komunikasi (Fikom) Universitas Dwijendra dan narasumber yang hadir dalam memberikan pemahaman informasi di era global ini khususnya kepada ibu-ibu PKK dan sekaa teruna teruni yang outputnya bisa memberikan pemahaman kepada anggota keluarga, masyarakat banjar yang berbasis komunikasi lingkungan.

Terkait dengan penggunaan kantong plastik awalnya masyarakat sudah dimanjakan, namun ketika mulai diberlakukan Pergub 97/2018 tentang pembatasan penggunaan kantong plastik, agak berat.

Namun apa yang disampaikan rektor bukan tanpa sebab, pasalnya bahaya timbulan sampah mampu mengancam kehidupan manusia dan ekosistem yang ada.

“Timbulan sampah membahayakan di tiga tempat, udara, air, darat. Misal, pembakaran sampah yang mengandung plastik, dari hasil pembakaran imbasnya bisa kemana-mana baik udara, air dan darat, tidak baik buat ekosistem yang ada,” ucapnya seraya mengatakan pemisahan sampah perlu dibudayakan mulai dari keluarga.

Program pengabdian masyarakat Fikom dalam mengkomunikasikan hidup sehat disambut baik Perbekel Desa Peguyangan Kangin, AA Made Sukarata. Ia mengatakan, peran mahasiswa dalam membangun desa itu sudah jelas, dimana ilmu yang didapat bisa langsung diimplementasikan di desa atau di lingkungannya dimana dia berasal.

“Kita menyadari penggunaan gadget saat ini sudah begitu masif. Jadi melalui kegiatan ini bisa kiranya masyarakat diberikan pemahaman. Pun pemahaman soal dampak timbulan sampah pada ekosistem yang berbasis komunikasi lingkungan” tukasnya.

Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini yang mengusung tema “Perilaku Hidup Sehat Berbasis Komunikasi Lingkungan” digelar dalam menyongsong Dies ke- 37 Undwi yang jatuh pada 28 Juli 2019.
Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat di antaranya, 1. Mereresik sampah plastik disekitar desa Peguyangan Kangin. 2. Penyuluhan tentang komunikasi keluarga, dan peran ibu dalam penggunaan media sosial di lingkungan keluarga. 3. Kampanye diet sampah plastik dengan membagikan gratis tas ramah lingkungan di pasar tradisional sekitar Penguyangan dan Anggabaya, Denpasar Utara.(wie)