FGD “Badung Menjawab Tantangan Pariwisata ke Depan”: Promosi ke Luar Negeri Harus Efektif, Saatnya Bali ‘Manjakan’ Domestik

(Baliekbis.com),Virus Corona yang mewabah di Wuhan Cina mulai membuat pelaku pariwisata gusar. Pasalnya kunjungan wisatawan asal Tiongkok itu ke Bali kini tidak ada lagi.

Tahun 2019 kunjungan wisatawan Tiongkok ke Bali sampai 1,3 juta. Sejak adanya virus Corona, kini sudah tak ada lagi wisatawan Cina ke Bali. Bali juga untuk sementara menutup kunjungan turis Cina ke Bali.

Dalam FGD “Badung Menjawab Tantangan Pariwisata ke Depan” yang digelar di Natya Hotel Kuta, Selasa (11/2/2020) malam, berbagai solusi mengemuka dari para pelaku pariwisata yang hadir. Bahkan Wabup Badung Drs. Ketut Suiasa setelah mendegar berbagai masukan, mengaku akan mengerem promosi ke luar negeri yang selama ini cukup besar menelan anggaran.

“Selain mendata ulang promosi ke luar negeri, kita akan perbanyak promosi ke tamu domestik yang ternyata potensinya sangat besar dan selama ini memberi kontribusi tinggi bagi Bali,” ujar Wabup Suiasa.

Sejumlah praktisi dan pelaku pariwisata menyampaikan agar dana promosi ke luar negeri yang cukup besar, dalam kondisi sekarang ini digunakan secafa efektif. Bahkan salah seorang peserta menegaskan agar promosi digencarkan pada pasar yang selama ini nyata memberi kontribusi pariwisata.

“Seperti Australia yang selama ini sangat tinggi, sebaiknya promosi ke sana sehingga bisa lebih nyata dan lebih banyak hasilnya,” jelas Gde Wirata dan Putu Suasta,M.A.

Bahkan Putu Suasta mengingatkan agar pelaku pariwisata Bali juga melakukan upaya ke pusat termasuk menemui para owner hotel yang kebanyakan tidak di Bali. “Mereka juga harus diajak bicara untuk masalah yang sekarang ini,” tambah Putu Suasta.

Gde Wirata juga berharap kalangan perbankan ikut peduli dengan kondisi lesu saat ini. Sebab banyak pelaku pariwisata masih “bergantung” dengan bank. “Jadi bank harus bantu pelaku pariwisata. Sebab kondisi sulit saat ini bisa membuat kewajiban nasabah tersendat-sendat, jangan sampai mereka dapat rapor merah,” ujar pemilik Bounty Cruise dan sejumlah bisnis ini.

Wirata menjelaskan pariwisata Bali sebenarnya sampai saat ini sudah sekitar 16 kali diterpa badai yang diawali dengan perang Teluk. Tapi kasus corona ini yang paling berat dan sulit diprediksi. “Jadi semua pihak harus saling mendukung agar agar dampaknya bisa diminimalisir,” tegasnya.

FGD yang digelar NCPI Bali bekerja sama dengan Pemkab Badung ini, juga dihadiri Kadispar Badung Made Badra, NCPI Pusat IG Kade Sutawa, Dirut BTDC dan pelaku pariwisata lainnya. Juga hadir owner Natya Hotel Nengah Natya serta Ketua BPPD Bangli Dr. I Ketut Mardjana yang juga GM Toya Devasya Natural Hot Spring.

Menurut Mardjana, meski kondisi lagi lesu, pihaknya tetap optimis pariwisata bisa jalan. “Kami di Toya Devasya yang paling banyak dikunjungi wisatawan Cina, sampai saat ini kunjungan masih lumayan tinggi,” jelas mantan Dirut PT Pos Indonesia ini.

Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha berharap FGD ini akan memberi solusi agar pariwisata yang selama ini memberi kontribusi besar bagi ekonomi Bali bisa tetap jalan. Menurut pelaku pariwisata Gunawan, berdasarkan data, dari total sekitar 15 juta wisatawan ke Bali tahun lalu, 60 persennya domestik.

Jadi melihat potensi itu, mestinya domestik bisa digarap lebih maksimal. Kasus corona ini, mestinya jadi pembelajaran agar semua yang terlibat dalam bisnis di industri pariwisata jangan hanya bergantung pada satu pasar saja. Istilahnya jangan taruh telor dalam satu keranjang. (bas)