Fakultas Kehutanan UGM Gelar Sekolah Jangka Benah Bagi Petani Sawit Jambi dan Kalteng

(Baliekbis.com), Fakultas Kehutanan UGM menyelenggarakan Sekolah Jangka Benah yang diikuti oleh lebih dari 40 peserta dari Jambi dan Kalimantan Tengah. Selain petani sawit mitra UGM, kegiatan ini turut diikuti perwakilan dari KPH yang ada di Kalimantan Tengah dan Jambi, dan instansi pemerintah pusat/daerah. Kegiatan berlangsung 15-17 Juni 2021 di Swissbel Hotel, Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Sekolah Jangka Benah menghadirkan pengajar yang merupakan pakar ahli dari UGM, Universitas Jambi, BPDASHL Kahayan, serta Lembaga terkemuka lainnya. Dalam pembukaan Sekolah Jangka Benah, dihadiri oleh Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Serta Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK yaitu Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc, dan Kepala UPT KLHK di Kalimantan Tengah.

Dalam sambutannya, Dr. Bambang Supriyanto menekankan bahwa Jangka Benah ini sudah menjadi kebijakan pemerintah pusat melalui Peraturan Pemerintah No 23/2021 dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 7, 8 dan 9 Tahun 2021. Selain itu, ditekankan juga agar berhasil diadopsi secara luas, diperlukan teknik agroforestry yang menjamin ekologi yang lebih baik, tetapi juga manfaat ekonomi meningkat akibat perubahan dari sawit monokultur menjadi agroforestry sawit.

Koordinator Sekolah Jangka Benah, Dr. Hero Marhaento mengatakan Sekolah Jangka Benah merupakan tempat pembelajaran tentang konsep dan impelementasi Strategi Jangka Benah (SJB) sebagai solusi penyelesaian keterlanjuran sawit di dalam kawasan hutan. Sekolah Jangka Benah dilaksanakan selama tiga hari dengan mencakup aktifitas kelas dan praktik lapangan dengan kompetensi yang diajarkan yaitu kompetensi dasar dan inti.

“Melalui kegiatan ini, peserta diproyeksikan untuk memiliki keterampilan yang lebih advanced pada kompetensi minat yang akan diberikan setelah peserta dinyatakan lulus pada kompetensi dasar dan kompetensi Inti. Lulusan sekolah jangka benah akan memiliki kompetensi kemampuan implementasi SJB di tingkat tapak melalui kompetensi dasar, kompetensi inti, dan kompetensi minat,” paparnya dalam rilis yang diterima Senin (18/6)..

Peserta terlihat antusias mengikuti Sekolah Jangka Benah dan  aktif berdiskusi serta menyampaikan usulan. Selain menerima materi di dalam kelas para peserta juga melakukan kegiatan lapangan  dengan studi ke agroforestry sawit di Cempaga Hulu, Kebun Bibit Desa (KB) serta Demplot SJB di Desa Karang Sari, Kec. Parenggean, Kotawaringin Timur. (ika)