Eks Koruptor Nyaleg, Togar Situmorang: Masyarakat Jangan Mau Dikibuli

(Baliekbis.com), Pengamat Hukum yang juga Advokat Senior Togar Situmorang, S.H.,M.H.,M.A.P., mengingatkan masyarakat agar kritis dan cerdas dalam memilih wakil rakyat. Hal itu menyusul sejumlah caleg eks koruptor kini ikut berebut kursi di Pileg 2019 mendatang.

“Menyikapi kondisi ini masyarakat harus lebih kritis memilih wakilnya di dewan. Jangan mau dikibuli. Ini demi masa depan Bali,” ujar Togar, Rabu (24/10) di Denpasar. Togar yang dijuluki ‘Panglima Hukum’ ini mengatakan modal kantong tebal eks koruptor ini disinyalir akan membuat mereka bisa melakukan berbagai cara untuk mengajak masyarakat memilihnya pada pileg 17 April 2019 mendatang.

Namun Togar yakin masyarakat sudah punya pengalaman dan semakin cerdas. Sehingga bisa memilih pemimpin terbaik yang akan membawa kemajuan bagi daerahnya. “Semua ini yang menentukan masyarakat. Kita percayakan kepada masyarakat. Masyarakat harus jujur pada hati nurani bila ingin negeri ini semakin kokoh dan memiliki masa depan cerah,” tambah Caleg DPRD Provinsi Bali Dapil Denpasar dari Partai Golkar nomor urut 7 ini.

Majunya eks koruptor ikut nyaleg dianggap akan mengancam perpolitikan di Tanah Air. Pasalnya, 207 calon legislatif (caleg) bekas koruptor mendapat restu dari Mahkamah Agung (MA) untuk kembali jadi calon wakil rakyat. Menariknya, Togar menyebut ada sederet nama politisi Bali “bermasalah” yang kini kembali akan “merayu” masyarakat untuk mencoblosnya. 

“Ini wajib jadi pelajaran bersama. Seharusnya dengan kenyataan itu membuat masyarakat lebih kritis dan makin cerdas, jangan hanya melihat kepentingan sesaat,” tegasnya. Togar juga mengajak seluruh elemen masyarakat Bali untuk memilih caleg yang bersih dan tidak cacat hukum. “Ini demi Bali kita. Saya harus berjuang demi Bali karena pulau indah ini telah memberikan saya segalanya. Kini saatnya saya mengabdi. Saatnya saya ngayah,” tegasnya.

Ditanya pengaruh eks koruptor ini bila jadi, Togar menjelaskan mereka kemungkinan besar akan siap kembali melakukan kongkalikong dengan para pengusaha yang menjadi kroni-kroninya, mengakali anggaran, dan mengais-ngais selisih dari segala macam tender dan proyek. “Sistem di negara kita belum ideal soal ini. Kalau di Tiongkok, 207 caleg eks koruptor ini tentu sudah ditembak mati. Tapi di negara kita malah masih bisa senyum-senyum. Jadi calon wakil rakyat pula. Intinya, masyarakat harus cerdas. Hati nurani jangan dijual murah hanya karena gelontoran bantuan uang (bansos) yang sejatinya adalah milik masyarakat selaku pembayar pajak,” tegas Togar.

Disinggung soal siapa saja caleg “bermasalah” di Bali, untuk mengeceknya, Togar mengajak masyarakat menulis satu per satu nama caleg tersebut di mesin pencari google dan membubuhi kata tersangka di belakangnya. Kata lain yang bisa diketik adalah kasus disertai nama lengkap caleg. “Mari simak rekam jejak mereka. Demi Bali jangan mau coba-coba. Jangan silau sama janji-janji mereka. Ayo tenggelamkan,” tegas pria murah senyum yang kerap membantu secara gratis masyarakat tak mampu dalam mendapatkan keadilan. (tmc)