Eko Cahyono: Hari Batik Nasional Momentum Dorong Pertumbuhan Industri Kreatif

(Baliekbis.com), Peringatan Hari Batik Nasional setiap tanggal 2 Oktober selain mengangkat nilai sejarah batik juga menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif lebih maju lagi.

“Industri batik sebagai salah satu bagian industri kreatif sub sektor fesyen kini berkembang pesat merambah pasar internasional. Saya yakin jika potensi ini digarap maksimal maka batik bisa merajai pasar fesyen dunia,” kata ekonom dan pendiri Ekonomi Bali Creatif H.M. Eko Budi Cahyono, S.E.,M.M.,M.H.,di Denpasar, Selasa (2/10) terkait peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh setiap tanggal 2 Oktober.

Tak hanya itu, menurut Eko Cahyono yang juga penulis buku ekonomi bisnis “best seller” berjudul “Sukses Ada di Pikiran dan Infrastruktur Ekonomi”, industri batik telah menyerap tenaga kerja yang begitu besar dan menyumbang devisa negara.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian (Kemenperin) pada 2017 nilai ekspor batik dan produk batik Indonesia mencapai 58,5 juta dolar AS dengan pasar utama Jepang, Amerika Serikat, dan Eropa. Batik juga menjadi salah satu penyumbang dalam kinerja ekspor fesyen tanah air. Pada tahun 2017, Kemenperin mencatat kinerja ekspor industri fesyen meningkat 8,7 persen mencapai 13,29 miliar dolar AS. “Industri batik menjadi salah satu kekuatan pendukung penting bagi industri fesyen yang merupakan salah satu sektor utama penggerak ekonomi kreatif di Indonesia selain kuliner dan kriya,” tambah konsultan ekonomi manajemen keuangan dan properti itu.

Ditegaskannya potensi industri batik harus dikuatkan bersama seluruh stakeholder. Sebab pelaku batik ini sebagian besar adalah UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang harus terus diberdayakan. “Karya desain batik kita harus terus dilestarikan dan diproteksi dengan HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) agar tidak dicuri negara tetangga,” tegas Caleg DPR RI Dapil Bali dengan nomor urut 2 dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.

Peringatan Hari Batik Nasional bermula ketika UNESCO meresmikan kain batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi pada 2 Oktober 2009 silam. Kini batik bukan hanya menjadi salah satu busana nasional kebanggaan bangsa Indonesia, tapi berkembang menjadi salah satu tren fesyen dunia. Apalagi kreasi batik Indonesia mendapat berbagai penghargaan di ajang internasional.

Salah satunya yang terbaru adalah batik tulis yang menggunakan pewarnaan alami asal Yogyakarta, Galeri Batik Jawa Natural Indigo Batik, meraih penghargaan pada pameran internasional New York Now (sebuah pameran dagang dan kriya terbesar di Amerika Utara) di Jacob Javits Convention Center, Manhattan, New York, Senin (13/8/2018)

Penghargaan untuk kategori Best New Product Award Artisan Resource Summer 2018 itu diberikan langsung oleh Panitia New York Now kepada founder Galeri Batik Jawa, Mayasari Sekarlaranti atau Nita, saat sedang menjaga booth di pameran tersebut.

Beberapa tahun sebelumnya, desainer Indonesia, Denny Wirawan bersama Bakti Budaya Djarum Foundation juga berhasil membawa batik Indonesia ke panggung fashion dunia, Fashion Gallery New York Fashion Week (FGNYFW) 2016 melalui lini etniknya Balijava dengan koleksi Batik Kudus. FGNYFW merupakan bagian dari rangkaian acara New York Fashion Week yang dikenal sebagai salah satu kiblat fashion dunia.

“Salah satu langkah sederhana untuk memperingati Hari Batik Nasional ini adalah dengan menggunakan batik tidak hanya pada hari bersejarah ini namun juga dalam keseharian. Kita harus menunjukkan kebanggaan dan kecintaan kita mengenakan batik yang merupakan warisan budaya dan identitas bangsa kita ini. Batik bukan lagi fesyen tradisional dan kampungan tapi sudah diakui dan dipakai warga dunia,” tandas Eko Cahyono. (bas)