Dwi Yustiawati: “Taman Dilan” Bisa Memperkaya Pariwisata Nusa Penida

(Baliekbis.com), Di Bali ada Taman Edelwies yang mulai populer di kalangan anak muda. Juga di Bandung kini tengah dibangun Taman Dilan untuk menambah keindahan sekaligus sebagai daya tarik wisata.

“Saya kira Nusa Penida yang memiliki pemandangan alam dan laut yang indah, juga memungkinkan dibangun taman-taman sejenis   yang bukan saja bisa menjadi salah satu daya tarik wisata, juga sekaligus menata kawasan ini agar tak terkesan gersang,” ujar tokoh muda perempuan Klungkung Ni Luh Kadek Dwi Yustiawati S.E., yang juga Caleg DPRD Bali Dapil Klungkung nomor urut 3 dari PDI Perjuangan, Minggu (24/2), usai simakrama bersama warga di Klungkung.

Untuk itu Dwi Yustiawati mendorong “Taman Dilan” juga bisa dibangun di beberapa titik paling menarik di Nusa Penida. “Ini bisa jadi wadah kreativitas dan aktivitas positif generasi muda, selain juga jadi objek wisata, mengingat kunjungan wisatawan ke Nusa Penida terus bertumbuh,” kata Dwi Yustiawati seraya menambahkan untuk membangun taman bisa memanfaatkan sebagian bunga lokal  sehingga bisa hemat biaya.

Selain sebagai ruang publik untuk literasi dan edukasi “Taman Dilan” yang terinspirasi dari film “Dilan 1990” dan “Dilan 1991” ini juga diharapkan menjadi salah satu destinasi wisata baru yang hitz dan instagramable di Nusa Penida yang terkenal dengan banyak tempat wisata menarik dan dengan keindahan alam yang eksotik. “Kita bisa tata Taman Dilan ini jadi ruang publik. Ada berbagai jenis tanaman bunga, juga perpustakaan dan ruang literasi serta untuk aktivitas olahraga dan rekreasi,” kata Dwi Yustiawati.

Taman ini bisa juga dibangun berdekatan atau di sekitar destinasi pariwisata Nusa Penida yang saat ini sudah terkenal dengan keindahan dan keunikan alamnya. Seperti Pasih Uug (Broken Beach), Crystal Bay, Bukit Andus (Smoky  Beach), Bukit Teletubbies, Angel’s Billabong, Pantai Kelingking, Manta Bay, dan masih banyak lagi. Dwi Yustiawati yang juga mantan finalis Putri Bali itu berharap tempat ini nantinya bisa menjadi salah satu ikon baru Nusa Penida. “Kami juga ingin branding Nusa Penida sebagai pulau yang romantis. Island of Love ini Island of God (Pulau Cinta di tengah Pulau Dewata),” harap tokoh perempuan muda cerdas dan berjiwa sosial tinggi itu.

Dwi Yustiawati sejak lama mempunyai cita-cita agar pariwisata Nusa Penida, Klungkung lebih dikenal ke dunia internasional. Salah satunya yakni dengan film yang berlatar belakang Nusa Penida. Ia mengaku terinspirasi dengan cerita kesuksesan film “Bali: Beats of Paradise” (Bali Mengalahkan Surga) yang menjadi perbincangan di berbagai negara seperti Amerika Serikat, Korea dan Filipina. Apalagi Walt Disney Studios dan Academy of Motion Picture Arts and Sciences Library (AMPAS) juga memberikan apresiasi yang tinggi terhadap film ini.

“Saya berharap ada film berlatar belakang Nusa Penida yang bisa mendunia, dilihat juta pasang mata di seluruh dunia. Banyak keunikan Nusa Penida yang bisa diangkat jadi bumbu cerita sebuah film,” kata Dwi Yustiawati.

Film “Bali: Beats of Paradise” sendiri mengisahkan perjalanan hidup Nyoman Wenten, seniman gamelan yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat bersama istrinya Nanik Wenten. Sepasang suami istri asal Bali, Indonesia ini memiliki mimpi dan cita-cita mulia memperkenalkan gamelan Bali di dunia internasional.

Dwi Yustiawati pun berharap tidak hanya budaya Bali yang bisa diangkat ke dalam film yang bisa mendunia seperti “Bali: Beats of Paradise”ini. Namun juga tempat-tempat di Bali salah satunya Nusa Penida. Ini juga sebagai upaya memperkenalkan Nusa sebagai destinasi wisata yang menarik.

“Film adalah sarana promosi pariwisata yang sangat efektif. Film yang berlatar belakang suatu daerah atau destinasi wisata bisa menjadi semacam soft selling,” tegas tokoh perempuan yang bersama suaminya Ketut Leo dikenal sebagai sosok yang dermawan dan sejak lama membantu pembangunan banyak pura khususnya di kawasan Nusa Penida itu. Ia menambahkan film romantis seperti “Dilan 1990” yang sebelumnya juga booming dan “Dilan 1991” yang baru akan tayang mulai akhir Februari 2019 ini juga mengambil setting suatu lokasi maka juga akan turut mengangkat nama atau membuat terkenal  daerah tersebut.

“Coba kita bayangkan jika film Dilan ini syutingnya di Nusa Penida dengan ada latar tempat wisata eksotis Nusa Penida, tentu kawasan ini akan makin terkenal. Dan akan didatangi banyak wisatawan khususnya juga kaum milenial yang harus foto-foto agar hits di media sosial seperti instagram,” tandas Dwi Yustiawati.

Seperti diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan para pemain Film “Dilan 1991” meresmikan peletakan batu pertama untuk pembuatan Sudut Dilan dalam Perayaan Hari Dilan di Taman Saparua Kota Bandung, Minggu (24/2). “Ya, taman literasi ini adalah semangat yang kita hadirkan karena film ini sukses, ada sastra dan novel. Mudah-mudahan ingat pesan saya literasi dan film,” kata Ridwan Kamil. (lmc)