Dr. Mangku Pastika Puji Penanganan Sampah di Rumah Kompos Padang Tegal Ubud

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI dapil Bali Dr. I Made Mangku Pastika, M.M. memuji berbagai upaya yang dilakukan Rumah Kompos Padang Tegal Ubud dalam menangani sampah di kawasan wisata tersebut.

“Keberhasilan ini patut diapresiasi dan dijadikan contoh bagi daerah lain dalam mengelola sampah dan menjaga kelestarian lingkungan secara seimbang dan berkesinambungan,” ujar Dr. Mangku Pastika saat reses yang berlangsung secara vidcon dari Rumah Kompos Padang Tegal, Rabu 28/4).

Reses yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara mengangkat tema “Penanganan Sampah Berbasis Desa Adat”. Dalam dialog interaktif dengan pengurus Rumah Kompos terungkap selain sampah bisa ditangani dengan baik, juga bisa menghasilkan dari pupuk kompos yang dihasilkan. Bahkan Rumah Kompos yang dirintis sejak tahun 2011 silam ini beberapa kali meraih penghargaan hingga di tingkat nasional.

“Apa yang dilakukan pengelola Rumah Kompos ini patut ditiru karena mampu menangani sampah organik maupun non organik sehingga kawasan wisata itu jadi lestari,” tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Sebagaimana diungkapkan Pembina Rumah Kompos Kadek Ardana didampingi Manajer Operasional Dewa Gde Sathya Deva, wadah ini menangani sampah rumah tangga sekitar 600 KK dan 700-an pelaku usaha. Rumah Kompos dengan areal sekitar 40 are yang mempekerjakan 35 orang itu mengerahkan empat truk besar dan beberapa alat angkut kecil untuk menjemput sampah di tiap lokasi.

Sampah organik setelah masuk tempat pemrosesan langsung diolah untuk dijadikan kompos. “Semua kompos habis terjual. Bahkan kami kerap kekurangan. Untuk sampah an organik sudah ada pengepul yang membeli,” jelas Ardana yang sehari-hari sebagai pelaku pariwisata ini.

Kompos yang dihasilkan selain dijual, sebagian digunakan untuk berbagai pengembangan tanaman di lokasi tersebut. Selain untuk melihat hasil kompos, juga pertanaman tersebut kerap dikunjungi sebagai tempat edukasi. “Jadi yang datang dan belajar ke sini bisa melihat langsung manfaat kompos,” jelas Dewa Sathya menambahkan. Saat pandemi ini diakui volume sampah menurun separonya.

Mendapat penjelasan detail penanganan sampah di Rumah Kompos ini, Mangku Pastika menyatakan sampah kalau diolah dengan baik selain memberi nilai ekonomi juga menjadikan kawasan itu bersih, indah dan lestari. Hal ini sejalan dengan konsep Tri Hita Karana serta mendukung program Bali Clean and Green.

Diingatkan pula sejatinya masalah sampah ini sangat tergantung pada manusianya. “Saya yakin dengan disiplin dan rajin serta sentuhan teknologi sampah bisa tertanggulangi, bahkan memberi banyak manfaat,” ujarnya. Apalagi Ubud sebagai kota terbaik di dunia.

Dalam reses tersebut, pihak Rumah Kompos melalui video menunjukkan proses pengolahan sampah dari awal hingga hasil akhir berupa kompos. Mangku Pastika berharap selain pupuk, Rumah Kompos bisa juga menghasilkan gas yang dapat dimanfaatkan untuk penerangan. “Sebab apa yang dilakukan ini sudah me-manage perubahan menuju kemajuan yang berorientasi masa depan dan ini sangat komprehensif,” tambah mantan Kapolda Bali ini.

Di akhir acara, Mangku Pastika melalui staf ahli Ketut Ngastawa menyerahkan sembako kepada petugas di Rumah Kompos.(bas)