Dr. Mangku Pastika, M.M.: Warga Harus Tahu Manfaat Program Penyelamatan Danau

Kita beruntung punya laut, sungai dan danau. Apalagi danaunya berada di ketinggian sehingga bisa mengalirkan air ke bawah untuk kesejahteraan. Namun kondisi danau kini merana akibat tercemar.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Made Mangku Pastika, M.M. mengatakan sangat penting menjaga kelestarian lingkungan sesuai filosofi Tri Hita Karana.

“Betapa indahnya kalau kita hidup harmoni dengan sesama, dengan lingkungan dan Tuhan. Kita beruntung punya laut, sungai dan danau. Apalagi danaunya berada di ketinggian sehingga bisa mengalirkan air ke bawah untuk kesejahteraan,” ujar Dr. Mangku Pastika saat vidcon, Senin (13/9) yang berlangsung dari studio DPD RI Renon.

Vidcon mengangkat tema “ALC Peduli Batur” yang dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja menghadirkan narasumber praktisi lingkungan, birokrasi dan kalangan akademisi. Menurut rencana komunitas eco enzym Bali yang tergabung dalam Bali Tresna Sujati akan melakukan aksi penyelamatan lingkungan danau dengan menebar eco enzyme di Danau Batur Kintamani Bangli.

Di balik berkah lingkungan khususnya danau sebagai sumber air dan ekonomi, diakui sejauh ini kepedulian untuk merawatnya masih kurang. Hal ini terlihat dari kondisi danau yang makin memprihatinkan.

“Danau tercemar limbah berbahaya dan terjadi pendangkalan,” ungkap akademisi Ir. I W. Muliawan,MT. Kualitas air Danau Batur menurun yang disebabkan kegiatan pemeliharaan ikan di danau (KJA) dan aktivitas pertanian di sekitarnya. Bahkan akibat perubahan suhu setiap tahun menyebabkan banyak ikan yang mati. Kawasan sekitar juga sering banjir menyebabkan terjadinya pendangkalan.

Menurut Mangku Pastika memang pemerintah telah melakukan upaya untuk pelestarian danau. Seperti program Danu Kerthi yang diluncurkan Pemprov Bali. Juga ada Perpres No.60 Tahun 2021 tentang Penyelamatan Danau sebagaimana disampaikan Titik Wurdiningsih dari BPD DASH. Bahkan dalam Perpres tersebut penyelamatan Danau Batur Kintamani mendapat prioritas.

Namun adanya peraturan tersebut menurut Mangku Pastika perlu ada tindaklanjutnya. “Perpres itu perlu disosialisasikan secara masif agar jelas ‘siapa berbuat apa’. Jangan sampai tidak ada yang tahu sehingga mubazir,” tegas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Ditambahkan penerapan aturan tak bisa jalan sendiri sendiri, harus bersama-sama dan ada saling keterkaitan. Sebab masalah di danau ini kompleks, menyangkut ekonomi, sosial, budaya juga lingkungan. “Saya berterima kasih dengan komunitas eco enzim dalam kepeduliannya menjaga alam,” tambah Mangku Pastika.

Menurut Titik, upaya penyelamatan Danau Batur sudah dilakukan termasuk alih usaha petani ikan dari KJA (Keramba Jala Apung) ke daratan dengan bioflok. Juga ada bantuan alat-alat seperti mesin pencacah. Cuma belum optimal dimanfaatkan.

Hal senada disampaikan Perwakilan P3EBN Suwardi. “Tinggal bagaimana bergerak bersama sama, berkolaborasi. Harus ada semacam satgas sebagai penggeraknya. Diharapkan Pemda sebagai katalisator,” tambahnya.

Komang Suarsana dari Komunitas Eco Enzyme mengatakan pihaknya sudah siap membantu penanganan masalah pencemaran air (danau) serta lingkungan lainnya. Ia juga melihat banyak bahan baku di sekitar danau untuk bahan eco enzyme. Untuk itu warga perlu diedukasi untuk mengembangkan produk sejuta manfaat ini.

Sementara salah satu pionir komunitas Eco Enzyme ‘Bali Tresna Sujati’ Dr. Nining mengingatkan perlunya identifikasi masalah di seputar Batur agar penanganannya pasti dan tidak mubazir. “Jadi ada prioritas utama mengingat masalahnya cukup kompleks,” jelasnya.

Pengamat sosial dan budaya Jro Gede Sudibya menegaskan Danau Batur harus diselamatkan karena memasok kebutuhan air ke seluruh Bali. “Perlu langkah kongkrit dan mendesak di danau khususnya pembersihan lumpur karena ada resiko racun di sana,” jelasnya.

Sekdes Songan B I Ketut Arjani Yasa,SPd. mengakui kodisi danau yang memprihatinkan. Dimana bulan-bulan tertentu ribuan ikan mati sehingga petani bingung. “Petani tak mampu cari solusinya. Petani sudah tahu kondisi itu, namun tak bisa berbuat banyak. Danau juga banyak ditumbuhi eceng gondok,” ujarnya.

Terkait budidaya ikan di luar danau (daratan) menurutnya perlu ada edukasi yang intensif agar petani bisa mendapatkan hasil yang tak kalah dengan di danau.

Terkait berbagai masukan tersebut, Mangku Pastika minta agar dilakukan sosialisasi dan edukasi kepada warga terkait program yang ada. “Warga agar tahu
apa manfaatnya,” tegas mantan Kapolda Bali ini. Diakui danau di Bali merana karena tercemar. Penelitian Dr. Kartini menyebutkan empat danau yang ada di Bali kondisinya mengkhawatirkan. (bas)