Dr. Mangku Pastika, M.M. Puji Semangat Anak Muda Ikut Tangani Sampah

Kata sampah kerap berkonotasi negatif, tapi kalau dikelola dengan baik akan jadi berkah, menyerap tenaga kerja dan membantu kelestarian alam. Apalagi Bali pulau kecil dengan andalan utama pariwisata, sehingga harus nyaman dan bersih.

(Baliekbis.com), Anggota DPD RI Dapil Bali Dr. Mangku Pastika,M.M. mengaku salut dan gembira melihat banyak anak muda yang serius ikut mengurus sampah.

“Dalam undang undang, urusan sampah ini menjadi kewajiban pemerintah. Bahkan bisa di-class action bila pejabat tak urus sampah. Jadi pemerintah harus berterima kasih kepada warga yang sudah turut menangani sampah,” ujar Mangku Pastika saat acara reses, Selasa (19/7) di rumah aspirasi DPD RI Renon Denpasar.

Dr. Made Mangku Pastika, M.M.

Reses yang mengangkat tema “Tantangan menuju swakelola sampah berbasis desa” dipandu Tim Ahli Nyoman Wiratmaja didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Baskara dan menghadirkan sejumlah pengelola bank sampah.

Dikatakan Mangku Pastika, pengelolaan sampah mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak serta secara ekonomi bisa meningkatkan pendapatan. “Dengan penanganan sampah yang baik, lingkungan jadi bersih dan sehat.
Harus diketahui lingkungan yang bersih ini mahal,” tandas mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Sementara narasumber Bank Sampah Digital Sangkara Made Andi Kurnia Prayoga mengatakan Sangkara yang merupakan startup dalam pengelolaan sampah organik rumah tangga pihaknya bekerja sama dengan BUMDes dan melalui bank sampah untuk sampah an organik.

“Sampah ini sebenarnya bisa memberi nilai ekonomi tinggi. Cuma bank sampah kerap tidak berorientasi ke profit (bisnis) sehingga banyak bank sampah yang mati suri,” jelasnya.

Kendala lainnya, umumnya bank sampah tak dilengkapi data dan masih berjalan sendiri-sendiri. Padahal bisnis (sampah) ini perlu kolaborasi.

Soal profit, Andi menjelaskan selain dari sampah yang didapat, juga olahannya berupa kompos, kompos bag, briket dll mendatangkan hasil yang besar. Jadi tidak murni hanya mengandalkan dari setoran sampah.

Dalam dialog tersebut mengemuka yang menjadi kendala adalah soal pengangkutan. “Kita sudah semangat kumpulkan sampah, tapi tidak diambil-ambil oleh pengepul,” ujar Putu Ratna dan rekannya Ketua BUMDes Nyoman Mariadi dari Tabanan. Peserta juga sepakat untuk berkolaborasi dalam usaha sampah ini sehingga bisa lebih menguntungkan. (bas)