Dr. Mangku Pastika, M.M.: Desa Wisata Solusi Pemberdayaan Kearifan Lokal

(Baliekbis.com), Anggota Komite II DPD RI Dr. Made Mangku Pastika, M.M menilai kehadiran desa wisata sangat strategis dalam upaya pemberdayaan kearifan lokal.

“Supaya pariwisata tak dikuasai pemodal besar, maka solusinya adalah desa wisata. Jadi kehadiran desa wisata ini relevan sekali,” ujar Mangku Pastika saat kegiatan reses, Selasa (19/10) di Mas Ubud.

Reses yang berlangsung secara vidcon dan kunjungan lapangan ini dipandu Tim Ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Nyoman Wiratmaja mengangkat tema “Prospek Pengembangan Desa Wisata Paska Pandemi Covid-19”.

Reses mendapat respons luar biasa dari pelaku pariwisata yang tergabung dalam wadah Desa Wisata Nusantara yang tersebar di 34 provinsi se Indonesia.

Menurut Mangku Pastika dengan pengembangan desa wisata, maka desa jadi lebih nyaman, bersih, indah dan ada nilai ekonomi sejalan dengan sapta pesona.

Untuk memperkuat desa wisata tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini harus bisa menciptakan hal-hal unik yang tak ada di tempat lain. “Apa itu berupa atraksi atau suvenir. Jadi kalau mau lihat yang unik atau mau beli barang harus datang ke tempat itu. Seperti di Padang yang terkenal dengan rendangnya. Di Bukit Tinggi terkenal dengan Ayam Pop-nya,” ungkap Mangku Pastika.

Mangku Pastika juga sepakat dengan istilah “7 P,” di antaranya Pengkajian, Peta (maping), promosi, packaging dalam pengembangan desa wisata sebagaimana diungkapkan Ketua Umum Dewisnu (Desa Wisata Nusantara) Mangku Kandia. 7 P ini juga harus terus disosialisasikan dan ini sangat mungkin karena sekarang bisa virtual. Terkait harapan jajaran Dewisnu pentingnya sertifikasi, menurut Mangku Pastika hal itu bisa dirintis oleh Dewisnu sendiri. Sebab sertifikasi ini dilakukan oleh swasta, seperti kompetensi di kalangan wartawan.

Di sisi lain Mangku Pastika menekankan pentingnya memanage masa kini yang tidak pasti untuk mengkreat masa yang akan datang. “Masa depan desa wisata cerah, tapi harus di-creat dengan baik,” pungkasnya.

Sementara Mangku Kandia selaku GM Desa Wisata Academy yang bernaung di Yayasan Desa Wisata Nusantara menjelaskan pihaknya sebelumnya sempat menggelar Festival Desa Wisata Nusantara di Ubud, lalu di Mas dan tahun 2021 ini karena pandemi digelar secara virtual.

Yayasan juga memiliki sekolah (Desa Wisata Academy) untuk tempat belajar pariwisata sekaligus magang. Academy ini disiapkan untuk
mencetak konsultan desa wisata. “Sekarang ini banyak yang bikin desa wisata tapi SDM-nya gak ada. Jadi kami yang siapkan,” jelas Kandia.

Peserta vidcon Aziz dari Loteng mengaku sejak gabung dengan dewisnu makin paham dengan desa wisata. Demikian pula Subari (Korwil Sumatra yang membawahi 10 provinsi). Rekannya Geni (Sumatra Barat) mengaku dewisnu cocok dikembangkan di daerahnya karena adatnya yang kuat seperti Bali.
Sri Artini (Lombok) menjelaskan dewisnu sudah masuk ke sekolah pariwisata. Bahkan banyak kepala desa yang ingin mengembangkan desa wisata dan ingin diberi pelatihan. Di akhir kegiatan, Mangku Pastika melalui Tim Ahli Ketut Ngastawa menyerahkan bantuan sembako secara simbolis kepada warga. (bas)

.