Dr. Mangku Pastika Dorong RSU Puri Raharja Kembangkan Pelayanan Kesehatan ke Kabupaten

(Baliekbis.com),Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. menilai kualitas pelayanan yang diberikan RSU Puri Raharja sangat baik sehingga layak untuk mengembangkan sayapnya lagi.

“Kalau perlu pelayanan bisa dikembangkan ke daerah-daerah yang masih sedikit fasilitas kesehatannya. Seperti ke Karangasem. Bisa juga kerja sama dengan yang sudah ada,” ujar Mangku Pastika saat tatap muka dengan jajaran RSU Puri Raharja, Selasa (10/3/2020). Tatap muka serangkaian reses DPD RI tersebut, sebelumnya juga digelar di PT. Jamkrida Bali Mandara.

Selain mendorong pengembangan sayap, Mangku Pastika juga menekankan pentingnya kreativitas, kerja keras dan semangat pengabdian agar RSU milik Pemprov Bali dan Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali itu semakin maju.

Dalam tatap muka tersebut mengemuka sejumlah masalah seperti iuran BPJS, pajak alat kesehatan yang tinggi, limbah rumah sakit serta menyangkut upah. “Pajak alat kesehatan cukup tinggi sampai 25 persen disamakan dengan pajak barang perusahaan. Ini tentu mempengaruhi cost,” jelas salah seorang peserta. “Ongkos untuk pengolahan limbah rumah sakit juga cukup besar hingga Rp60 juta se bulan sebab pengolahannya di luar Bali,” tambah Dirut RSU Puri Raharja dr. IN Sutedja,MPH.

Dr. Mangku Pastika (tengah)

Menanggapi hal tersebut, Senator asal Buleleng ini mengatakan masukan tersebut akan dibawa ke Pusat untuk dicarikan solusinya. Mangku Pastika yang mantan Gubernur Bali dua periode ini menambahkan persoalan BPJS saat ini menjadi masalah semua daerah. Bahkan dengan dibatalkannya kenaikan tarif yang telah diberlakukan sejak Januari 2020 lalu, dikhawatirkan akan bisa berdampak pada kualitas pelayanan.

Di awal pertemuan, Dirut RSU Puri Raharja dr. Nyoman Sutedja,MPH menyampaikan sejumlah kendala. Seperti regulasi di bidang kesehatan yang kerap berubah-ubah. “Juga saat iuran JKN belum dinaikkan, sering terjadi keterlambatan pembayaran klaim RS dari pihak BPJS Kesehatan bisa hingga tiga bulan. Bisa saja pinjam di bank, tetapi kami harus bayar bunga,” jelasnya.
Pihaknya juga berharap ada insentif pajak untuk alat-alat medis.(bas)