Dr. Mangku Pastika: Bali Bisa Belajar dari Tiongkok Mengelola Danau

(Baliekbis.com), Sejumlah danau di Bali saat ini kondisinya memprihatinkan seperti halnya Danau Buyan dan Danau Batur. Bahkan Danau Batur di Kintamani Bali yang menjadi sumber airnya Bali selain terjadi pendangkalan, juga tercemar limbah berbahaya. “Danau Batur sesungguhnya rejeki bagi kita dan Bali kalau dikelola dengan baik. Kita bisa belajar dari Tiongkok dalam memanfaatkan danau,” ungkap Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika,M.M. saat Vidcon penyerapan aspirasi dalam rangka reses, Jumat (29/5/2020).

Vidcon yang dipandu staf ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Wayan Wiratmaja membahas topik “Penyelamatan Danau
Batur: Program Aksi?” menghadirkan narasumber Bupati Bangli Made Gianyar, Kepala P3E LH Bali Nusra Rijaluzzaman dan Ketua Harian Konsorsium DAS Nasional Dr. IB. Putera Prathama serta pihak Dinas PUPR Prov. Bali.

Mangku Pastika menjelaskan Tiongkok sangat sukses dalam memanfaatkan potensi danaunya. Danau di negeri Tirai Bambu ini selain terjaga sangat bersih juga bisa memberi kesejahteraan bagi warganya. Danau Batur tambah mantan Gubernur Bali dua periode ini sebenarnya memiliki potensi yang tak kalah. Bahkan kalau bisa dikemas sedemikian rupa, bisa meningkatkan nilai tambah berlipat ganda dari yang ada sekarang.

Dengan sentuhan teknologi, Danau Batur bisa dikemas menjadi panggung pementasan akulturasi budaya Bali-Cina dalam kisah Raja Sri Jaya Pangus-Kang Cing Wie yang sangat menarik. “Kalau ini dipentaskan malam hari maka akan sangat luar biasa dan pasti bisa menarik kunjungan wisatawan dalam jumlah besar,” jelas Mangku Pastika mencontohkan.

Dengan mengelola sedemikian rupa, maka Danau Batur akan menjadi lebih lestari dan terjaga. Namun saat ini kondisinya mengkhawatirkan. “Terjadi pendangkalan hingga delapan meter akibat sedimentasi,” ujar Ketua Harian Konsorsium DAS Nasional Dr. IB. Putera Prathama.

Bahkan Bupati Bangli Made Gianyar mengatakan selain pendangkalan akibat limpahan banjir yang membawa endapan lumpur dan kotoran, danau juga tercemar. Batas danau tidak jelas. “Perlu dibuatkan tanggul penahan banjir agar danau tak semakin dangkal,” ujarnya. Dengan adanya tanggul diharapkan air bah bisa tertampung dan lumpur tak masuk danau. Nantinya endapan lumpur yang merupakan tanah subur ini bisa digunakan oleh petani.

Mengatasi kondisi yang terjadi saat ini menurut Mangku Pastika perlu ada langkah kebersamaan dan terintegrasi. “Ada ‘dirigennya’, sehingga orkestrasinya menjadi bagus. Saya optimistis itu bisa terealisasi,” ucap mantan Gubernur Bali dua periode itu. Hal senada disampaikan pengamat lingkungan Iwan Dewananda mengingatkan Danau Batur adalah sumber airnya Bali, sumber kehidupan Bali sehingga harus dijaga dengan baik. Menurutnya untuk penyelamatannya perlu ada koordinasi kepemimpinan, tata kelola masalah selain dukungan pendanaan yang besar. (bas)