Dr. Laksmi Dewi: Demensia Bisa Menimpa Usia Produktif

(Baliekbis.com),Demensia atau penyakit pikun, ternyata tidak saja menjadi penyakit mereka yang berusia lanjut. Selama tahun 2020, di Indonesia diperkirakan jumlah penderita pikun di usia produktif mencapai 1 juta orang.

Dokter konsultan di Departemen Neorologi RSUP Sanglah Dr. dr. Anak Agung Ayu Putri Laksmi Dewi, Sp.S (K) menyebutkan demensia atau penyakit pikun bukanlah sebuah penyakit yang bisa muncul secara tiba-tiba.

“Namun seseorang bisa mengalami demensia atau pikin, setelah dinyatakan mengidap sekumpulan gejala yang disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu yang menimbulkan penurunan fungsi otak secara bertahap,” jelasnya.

Demensia sendiri dijelaskan dr. Putri jenisnya sangat banyak, namun untuk di Indonesia, ada beberapa jenis demensia yang diidap. Salah satunya yang paling banyak adalah demensia Alzheimer dengan persentase pasien mencapai 70 persen per tahunnya.

“Demensia Alzheimer sendiri ditandai dengan penyusutan massa dan volume otak, dengan kata lain otak pengidap Demensia Alzheimer menciut secara berkala,” jelasnya.

Selain itu, orang dengan demensia (ODD) juga mengalami penambahan plak amiloid yang mengatur fungsi kognitif seseorang. Perlambatan fungsi kognitif ini menyebabkan penderita secara gradual sulit mencerna pertanyaan rumit atau mengingat hal-hal sepele.

“Seperti membuka pintu, memakai pakaian sendiri, menyisir rambut hingga turun tangga,” ungkapnya. Penyebab demensia bervariatif, dari tekanan darah tinggi (hipertensi), kadar kolesterol tinggi, obesitas, konsumsi rokok dan alkohol berlebihan, cedera kepala, hingga sindroma down.

Keturunan juga menjadi salah satu faktor penguat. Namun hal itu tidak  signifikan. Dari total kasus demensia, hanya 5 persen hingga 10 persen yang disebabkan dari faktor tersebut.

Gejala awal seseorang mengalami demensia dijelaskan dr. Putri adalah sering lupa, namun gejala ini sering kali dianggap sepele dan dianggap sebagai suatu kebiasaan saja.

Padahal kondisi lupa ini jika terjadi secara konsisten bisa mengarah pada kondisi kepikunan yang serius. Untuk menghindari kondisi demensia menjadi lebih parah, selain melakukan pengobatan ke dokter, ia juga menyarankan seseorang untuk menjaga gaya hidup dan pola makan sehat, menjaga kolestrol, dan rutin berolahraga.

“Sementara untuk mereka yang berusia lanjut, dapat melakukan uji kognitif seperti mengisi teka-teki atau melakukan aktivitas yang menguji kemampuan otak lainnya,” lanjutnya.(ist)