DPRD Bali Dukung Bandara Terapung Buleleng

(Baliekbis.com), Kalangan DPRD Bali mendukung pembangunan mega proyek Bandara Internasional Bali Utara di Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng meskipun nantinya akan ada rencana reklamasi di kawasan tersebut.
Dukungan dewan diberikan terlebih Gubernur Bali sudah menerbitkan rekomendasi pada 24 Januari 2017, bahwa bandara itu dibangun di tengah laut (terapung), di Desa/Kecamatan Kubutambahan.
Rekomendasi pembangunan bandara itu diberikan kepada PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti, selaku perwakilan dari investor Airport Kinensis Consulting (AKC) Kanada.
Groundbreaking (peletakan batu pertama) yang direncanakan akan dilakukan 28 Agustus mendatang, kini tinggal menunggu izin dari kementerian Perhubungan. Komisi III DPRD Bali yang membidangi infrastruktur mendukung dan mendorong pembangunan bandara itu bisa segera direalisasikan.
Menindaklanjuti rekomendasi guberbur, Komisi III DPRD Bali meninjau lokasi bandara terapung tersebut, pekan lalu. Rombongan Komisi III juga menggelar rapat dengan Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti, Dr I Made Mangku, dan Dinas Perhubungan Provinsi Bali.
Kendati masih ada persyaratannya yang masih harus dipenuhi, rencana pembangunan bandara itu tidak boleh terhenti di tengah jalan.
“Karena bandara itu di bangun di atas laut, menurut dia, tidak ada masalah dilalakukan reklamasi, sesuai dengan kebutuhan yang ada. Apalagi itu sudah sesuai dengan Perda Provinsi Bali tentang RTRW,” tegas Ketua Komisi III DPRD Bali Nengah Tamba.
Politisi partai Demokrat yang akan maju sebagai caleg DPR RI pada tahun 2019 mendatang, ini menegaskan, pembangunan bandara di Buleleng itu sangat penting untuk Bali. Rencana pembangunan bandara itu semangat awalnya untuk pemerataan pembangunan di Bali.
“Selama ini terus menjadi sorotan adanya ketimpangan pembangunan Bali utara dan Bali Selatan. Pembangunan Bandara itu akan membawa dampak ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat Bali Utara,” kata Tamba.
Ia mengatakan, jika bandara itu selesai dibangun, maka akan berlanjut ke pembangunan-pembangunan lainnya, seperti jalan tol dari Denpasar ke Buleleng.
Menurut Tamba, keberadaan bandara internasional di Buleleng akan membangkitkan gairah pariwisata Bali Utara. Bandara Internasional Ngurah Rai, kata dia, diperkirakan akan overload dalam beberapa tahun ke depan, sehingga tidak mungkin bisa mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.
“Dengan adanya bandara di Buleleng itu maka pariwisata Bali utara akan bergairah,” ujarnya. Lebih lanjut Tamba mengajak seluruh komponen masyarakat di Bali untuk mendukung penuh rencana pembangunan bandara tersebut.
“Pembangunan bandara di Buleleng itu jadi pintu masuk untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di Bali. Kita harus mendukung penuh. Jangan lagi ada upaya menjegal rencana pembangunan bandara itu,” tutupnya. (gek)