DPD Pertuni Provinsi Bali Gelar Seminar Penguatan Kelembagaan

(Baliekbis.com),Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Provinsi Bali menyelenggarakan seminar penguatan kelembagaan DPD Pertuni Provinsi Bali, Kamis (28/11) di Hotel Nirmala Denpasar.

Kegiatan seminar ini dihadiri sebanyak 60 peserta dari perwakilan Dewan Pengurus Cabang (DPC) se- Bali dengan menghadirkan tiga orang narasumber yaikni I Made Sukawijaya selaku Wakil Ketua DPD Pertuni Provinsi Bali, I Nyoman Bawa sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah Pertuni Provinsi Bali dan Dr. Ida Ayu Made Gayatri sebagai mitra bakti Pertuni Provinsi Bali,” ujar Kepala Biro Humas DPD Pertuni Provinsi Bali I Ketut Mesir.

Disisi lain, I Made Sukawijaya selaku Wakil Ketua DPD Pertuni Provinsi Bali yang juga sebagai narasumber pada seminar penguatan kelembagaan DPD Pertuni Provinsi Bali menjelaskan bahwa hasil evaluasi pembinaan DPD Pertuni terhadap seluruh DPC Pertuni se-Bali, dan menyimpulkan banyak pengurus belum menata organisasinya dengan baik.

“Dimana manajemen organisasi Pertuni di cabang masih lemah. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan manajemen organisasi, sehingga kordinasi pengurus semakin baik dan program kerja Pertuni sebagai organisasi disabilitas sensorik semakin berkembang” jelasnya.

Sukawijaya menambahkan kalau keinginan utamanya adalah bisa mengajak seluruh pengurus untuk menyukseskan Musyawarah Daerah (Musda) VII Pertuni yang akan diselenggarakan pada Agustus 2020 untuk memilih pemimpin DPD Pertuni dan merancang agenda kerja 5 tahun ke depan.

Sementara, I Nyoman Bawa sebagai Ketua Dewan Pengawas Daerah Pertuni Provinsi Bali mengatakan dalam mensosialisasikan hasil Munas Pertuni salah satunya adalah pergantian nama Dewan Pertimbangan Daerah (Deperda) menjadi Dewan Pengawas Daerah (Dewasda).

Kemudian, Dr. Ida Ayu Made Gayatri sebagai Mitra Bakti Pertuni Provinsi Bali yang juga dosen di Universitas Ngurah Rai (UNR) Denpasar menyampaikan bahwa sejauh ini perannya adalah bisa berkontribusi dalam pengembangan organisasi Pertuni termasuk menganalisis kemajuan usaha tunanetra dalam bisnis pijat.

Kompetitor pemijat tunanetra saat ini tidak saja bisnis spa tetapi juga panti pijat plus plus yang menjamur. Sehingga mitra bakti perlu membantu mengakselerasi bisnis pijat tunanetra menjadi profesional dengan menjadi fasilitator organisasi DPD Pertuni dengan stakeholder atau pemangku kebijakan dalam hal ini Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, dan SP3T Provinsi Bali.

Seminar ditutup dengan pembagian flashdisk berisi materi penguatan kelembagaan DPD Pertuni yang kini sudah bisa diakses tunanetra melalui komputer dengan aplikasi Jaws. (sus)