Dosen FKP Unud Mitigasi Perubahan Iklim dengan Memasak Petis di Desa Lebih

(Baliekbis.com), Perubahan iklim merupakan isu global yang harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan dan multipihak. Salah satu solusi yang cukup unik diluncurkan oleh para peneliti di Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana yaitu dengan mengajarkan ibu-ibu di Desa Pesisir Lebih, Gianyar untuk mengolah limbah ikan pindang menjadi petis yang bergizi. Kegiatan ini dimulai dari Pelatihan Pengolahan Limbah Pindang menjadi Petis yang dilaksanakan sejak tanggal 25 Juni 2022 dan akan berakhir di bulan Agustus berupa monitoring akhir.

Desa Lebih yang berada di selatan Gianyar tersebut memang dikenal sebagai desa pesisir dengan berbagai olahan ikan siap sajinya, bahkan kawasan pantainya menjadi salah satu lokasi tujuan wajib bagi wisatawan lokal. Selain itu Desa Lebih juga dikenal karena terdapat puluhan pengusaha ikan pindang. Sayangnya selain menghasilkan kuliner yang lezat, pengolahan ikan pindang ternyata menghasilkan limbah hingga ribuan liter per hari yang dapat mengakibatkan peningkatan pemanasan global. Limbah ikan pindang yang tidak terolah dan dibuang secara sengaja ke sungai ataupun badan air lainnya akan mengakibatkan terbentuknya sedimentasi yang secara langsung mengakibatkan pendangkalan dan banjir.

“Selain itu limbah ikan pindang akan mengalami proses anaerob yang nantinya akan melepaskan berbagai gas rumah kaca ke udara, lalu memperparah potensi perubahan iklim,” kata Ida Bagus Mandhara Brasika, salah satu tim peniliti FKP yang berperan menjadi Koordinator Pengabdian Masyarakat Pengolahan Limbah Pindang. Para tim peniliti yang terdiri atas Mandhara Brasika, Dr. Gede Hendrawan, Dr. Astawa Karang dan Dr. Abdurahman As-syakur itu merupakan ahli dalam berbagai bidang konservasi, lingkungan serta perubahan iklim. Secara bertahap dalam beberapa bulan melakukan berbagai tahapan mitigas perubahan iklim. Perbekel Desa Lebih, Agus Mulyana, mengapresiasi kegiatan ini. “Kami sudah lama mencoba mencari solusi terhadap masalah limbah ikan pindang ini, karena berdampak langsung ke masyarakat kami. Semoga petis yang dihasilkan bisa jadi produk unggulan baru kami,” tutupnya.

Sumber: http://www.unud.ac.id