Ditarget Selesai Akhir 2023, Bali International Hospital Diharapkan Bisa Layani 300 Ribu Pasien

(Baliekbis.com), Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC. drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS mengatakan Bali International Hospital yang ditarget selesai akhir 2023 ini saat awal beroperasi bisa menyerap 15 persen atau sekitar 300 ribu
dari 2 juta warga Indonesia yang selama ini bepergian ke luar negeri untuk tujuan pemeriksaan kesehatan serta pengobatan berkelanjutan lainnya seperti kanker dan aestethic dengan nilai sekitar 97,6 triliun setahun.

Demikian disampaikan drg. Mira saat acara
Talkshow “Challenges & Opportunities of Indonesia’s Medical Tourism, Senin (23/1) yang berlangsung di Hotel Puri Santrian Sanur.

Talkshow sosialisasi & update Bali International Hospital sebagai ujung tombak medical tourism di area Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pertama yang didedikasikan untuk Wisata Kesehatan & Kebugaran di Indonesia menghadirkan pembicara Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati -Wakil Gubernur Bali, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur IB Sidharta Putra, Pimpinan Bali Tourism Board (BTB) dan  Konsulat Australia.

Ditambahkan Mira, Indonesia memiliki peran penting di Asia dengan prediksi pengembangan ekonomi yang pesat, membuka peluang untuk bersaing dan memiliki infrastuktur serta nilai tambah salah satunya dibidang Kesehatan ini. Maka perihal ini menjadikan dasar pemikiran dan inisiatif pemerintah Indonesia melalui BUMN untuk secara serius berinovasi membangun fasilitas bertaraf International dengan teknologi, spesialisasi serta didukung oleh sistem dan sumber daya manusia Kesehatan handal.

Terobosan pemerintah membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seluas 40 hektar untuk Kesehatan yang pertama di Sanur, juga merevitalisasi hotel bersejarah yang dibangun oleh Ir. Soekarno dan menyatu dengan etno botanical garden.

Direktur Utama PT Pertamina Bina Medica ITC drg. Mira Dyah Wahyuni

Mengambil inspirasi Sanur dari asal kata “Sahar Nuhur” atau “silahkan datang” dan dimana wilayah Desa Intaran (diambil dari banyaknya tumbuhan perdu Intaran) dulunya banyak dipakai untuk pengobatan serta Sanur yang juga dikenal sebagai “the sunrise of Bali” menjadikan Sanur istimewa sebagai destinasi Kesehatan.

“KEK Kesehatan ini kelak bukan hanya menawarkan Medical Tourism namun juga dapat menjadi tujuan untuk wisata wellness sehingga Bali akan memiliki Health Tourism yang komphrehensif,” ujarnya.

PT Pertamina Bina Medika – Indonesia Healthcare Corporation (IHC) bersama dengan Mayo Clinic merancang desain bangun, tata kelola dan budaya, layanan medis dan quality assurance dengan tujuan untuk memposisikan kualitas, keamanan, dan pengalaman pasien pada standar internasional tertinggi. Dengan demikian diharapkan orang Indonesia tidak perlu lagi keluar negeri untuk berobat.

Mayo Clinic merupakan rumah sakit terbaik dunia (sejak publikasi daftar Global Newsweek & Statista Inc. pertama pada tahun 2019), rumah sakit terbaik AS selama tujuh tahun berturut-turut, serta peringkat teratas dalam empat belas spesialisasi (US News & World Report). Mayo Clinic adalah lembaga perawatan kesehatan terkemuka di dunia, yang menonjol karena keunggulannya yang konsisten, termasuk dokter yang terkemuka, perawatan keperawatan terbaik, dan teknologi canggih.

Pembangunan rumah sakit diharapkan selesai pada akhir 2023 dan beroperasi penuh pada awal tahun 2024. Berdiri di atas lahan seluas 5,0 Ha (dengan luas bangunan sekitar 60.000 M2 di empat lantai) yang dikelilingi oleh landscape tanaman tropis, pengembangan Bali International Hospital (BIH) merencanakan 250 tempat tidur rawat inap, dengan 6 pusat unggulan kelas dunia, terutama di sektor Cardiology, Oncology, Neurology, untuk manajemen penyakit kritis.

“Selain itu, Gastro-Hepato (Gastroenterology), Orthopaedic serta Medical check up akan menjadi spesialisasi medis yang sepenuhnya terintegrasi ke dalam Rumah Sakit ini,” tambah Mira.

Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Rumah Sakit di Kawasan Ekonomi Khusus, diharapkan tenaga kesehatan warga negara Indonesia lulusan luar negeri dapat berpraktek tanpa melalui prosedur adaptasi di universitas pendidikan terlebih dahulu dengan misi untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi secara progresif serta masuknya obat obatan berkualitas tinggi sesuai ijin edar dapat digunakan.

Didukung dan dipandu oleh “the Medical Advisory Board” yang terdiri dari Guru Besar dan pakar bidang kedokteran yang berasal dari berbagai Universitas di Indonesia, untuk mencapai keunggulan klinis, operasional dan bisnis, rumah sakit Bali yang baru ini akan mampu meningkatkan daya saingnya dibandingkan dengan institusi regional lainnya dan memberikan ketenangan pikiran kepada pasien masa depan. Pasalnya, pasien dapat meyakini bahwa penyedia layanan kesehatan mereka berkolaborasi dengan institusi dunia yang terpercaya di industri kesehatan ini.

Rumah Sakit Internasional Bali berkomitmen untuk menempatkan dan menumbuhkan reputasi Bali sebagai destinasi medical tourism terkemuka di Indonesia. Perusahaan berharap dapat terus dipercaya dan mendapatkan dukungan penuh baik dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat sehingga dapat mencapai tujuan bangsa yakni membawa potensi Indonesia melalui Bali.

“Pada akhirnya, rumah sakit internasional ini menjadi kebanggaan dan semakin berkontribusi dalam meningkatkan pendapatan daerah. Ini bagian dari komitment badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk Indonesia,” ujar Mira

Sementara Wagub Bali Cok Ace kehadiran rumah sakit ini sangat penting sebagai wisata kesehatan. “Ini gebrakan luar biasa. Apalagi kita banyak kehilangan devisa karena banyak yang berobat ke luar negeri,” tambahnya.

Dikatakan Wagub Bali pembangunan RS internasional ini sudah lama ditunggu. “Sebelumnya sudah ada RS Bali Mandara sekarang ada KEK. Ini bisa beri dampak bagi kesejahteraan dan menjaga kelestarian alam. Termasuk potensi Bali seperti herbal bisa terakomodasi,” jelasnya. Terkait persaingan, diakui lebih banyak pada teknologj. Sementara RS ini bisa angkat kekuatan lain yang jadi daya tarik seperti budaya.

Ketua Yayasan Pembangunan Sanur IB Sidharta Putra
berharap RS ini bisa mengundang orang luar (wisatawan) datang dan menjadikan masyarakatnya sejahtera. “Kami tidak mau warga tersisih di sini. Harap ada market baru (additional market) dari hadirnya hospital ini,” tegas tokoh Sanur yang akrab disapa Gusde ini. (bas)