Diskusi Pergub 99/2018, Wisnuardhana: Pasar Masih Jadi Kendala

(Baliekbis.com),Bali memiliki banyak produk pertanian unggul. Secara kuantitas dan kualitas juga cukup bagus. Cuma masalah pasar masih menjadi kendala.

“Kendala produk petani masih di hilir yakni pasar yang belum sesuai harapan khususnya terkait Pergub 99/2018,” jelas Kadis Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Bali IB Wisnuardhana,MSi. di sela-sela diskusi dan sosialisasi Pergub Nomor 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Perindustrian Lokal Bali.

Diskusi yang digelar Komunitas OWR (Obrolan Warung Rakyat) dengan tema “Siapa (Berani) Beli Produk Lokal Bali” di Warung Tresni, Jalan Drupadi 54, Denpasar, Senin (24/6/2019) sore berlangsung semarak dan dihadiri puluhan peserta dan kalangan birokrat terkait.

Menurut Wisnuardhana, petani Bali mampu menghasilkan produk yang berkualitas. Bahkan Bali memiliki sejumlah produk unggulan. Memang diakui sebagian produk tersebut masih tergantung musim. Namun menurutnya ada beberapa produk yang dihasilkan sepanjang tahun seperti pisang. “Jadi dari sisi produksi dan kualitas sebenarnya sangat memadai. Yang masih jadi kendala di hilir yakni pasar,” tegasnya.

Diakui meski ada Pergub 99/2019, sejauh ini masih sedikit produk petani yang bisa masuk ke sektor pariwisata (hotel dan restoran). Padahal pergub hanya menargetkan sekitar 30 persen hasil pertanian masuk ke hotel dan restoran. “Ini yang perlu ditelusuri dimana kendalanya,” ujar Wisnuardhana.

Sebab kalau dilihat potensi pasar sangat besar. Apalagi Bali dikunjungi jutaan wisatawan setiap tahunnya. “Ini yang perlu dievaluasi lagi ke depannya. Pasarnya di pariwisata belum nyambung,” ujarnya.

Wisnuardhana mengakui tantangan sektor pertanian di masa mendatang juga cukup beragam. Selain tenaga kerja (anak muda) yang semakin berkurang terjun ke pertanian, juga kendala pada alih fungsi lahan yang terus meningkat. Kondisi ini jelas akan mempengaruhi produksi.

Di sisi lain lahan yang ada juga tingkat kesuburannya perlu ditingkatkan mengingat dampak pemakaian pupuk kimia yang berlangsung cukup lama menyebabkan tanah semakin “kurus” hara. Kalau soal modal petani tak begitu masalah sebab pemerintah terus membantu permodalannya. Sebab ada kredit bunga murah untuk membantu pengembangan usaha tani. (bas)