Diskusi Menangkal Hoax, Perbanyak Membaca dan Berpikir Cerdas

(Baliekbis.com), Diskusi kebangsaan yang bertajuk “Upaya Konkret Menangkal Jurnalisme Provokatif dan Hoax pada Media Website” yang digelar www.suaradewata.com  di Warung Be-Jawa, Tabanan, Bali, Kamis (23/3/2017) berlangsung hangat. Diskusi yang menghadirkan empat narasumber  yang sepakat untuk melawan hoax. Caranya antara lain banyak membaca untuk menambah wawasan serta  jangan cepat tergoda. Sutiawan, Ketua AMO Bali mengakui belakangan ini  banyak beredar berita-berita hoax di sejumlah media sosial.  “Berita-berita hoax di media social itu bisa ditelusuri dengan mengecek alamat redaksi dari akun tersebut, atau izinnya. Kalau tidak  jelas berarti itu berita bohong atau hoax,” tegasnya. Hal senada disampaikan Ketua Aliansi Jurnalis Independen Bali Hari Puspita. Redaktur Radar Bali ini  lebih condong menyarankan untuk menangkal berita hoax  dengan cara banyak membaca dan menjadi orang yang cerdas . “Jangan tergoda dengan share berita dari teman atau orang lain,” tandasnya.

Karena selama ini menurutnya  tradisi petani yang hampir ada di seluruh Indonesia dengan nama yang berbeda, sangat mempengaruhi  masyarakat saat ini. Tradisi petani itu adalah waktu senggang yang digunakan oleh masyarakat  di desa untuk bercengkrama, biasanya habis dari sawah. “Biasanya ibu-ibu sambil mencari kutu,  ngobrol ngarol ngidul. Begitu juga bapak-bapak  mampir di pos kamling yang dibicarakan masalah seseorang,” jelasnya. Budaya petani ini kemudian menjalar di dalam teknologi namun dengan bentuk yang berbeda yakni men-share berita-berita yang ada di media sosial. “Cara yang paling baik adalah perbanyak membaca buku apapun sehingga wawasan kita menjadi lebih baik,” tandasnya.  Rofiki mantan Ketua AJI Bali yang juga Wartawan Tempo menyarankan apabila menerima berita yang bombastis apalagi yang berbau SARA, yang belum tentu kebenarannya diharapkan jangan cepat  tersulut emosi dan men-share berita tersebut sehingga membuat  suasana semakin kisruh. “Berita-berita SARA sangat cepat menyulut emosi masyarakat. Ketika menerima berita hoax berbau SARA, saya sarankan  tenang dulu  dan jangan mudah terpancing. Karena belum tentu berita itu benar,” bebernya.

Ia juga mengajak para peserta yang hadir terutama dari para pelajar unuk menggaungkan di sekolahnya anti hoax. “Ayo adik adik yang ikut diskusi ini, kita gaungkan anti hoax di sekolah masing masing,” terangnya. Sementara Putu Agus Swastika, Direktur STIMIK Primakara Bali juga memberikan tips apabila menerima berita hoax diharapkan terlebih dahulu mensaring baru kemudian sharing (membagikan). Langkah tersebut dilakukan agar tidak terjebak dengan berita hoax. Apalagi sekarang sudah ada Undang-undang ITE yang mengatur hal tersebut. “Kalau tidak mensaring berita-berita yang ada di media sosial, kemudian mensharing  atau membagikan kita juga akan bisa  berhadapan dengan hukum,” terangnya. Namun semua pihak harus  awas terhadap hoax,  baik itu konsumen, pemerintah, provider, maupun produsen seperti facebook, IG, twitter, geogle, youtube dan medsos lainya. Di pihak lain Pimred Suaradewata.com, I Ketut Sugina sebagai penggagas diskusi kebangsaan itu berharap kegiatan tersebut dalam menjalin sinergitas pers di Bali khususnya jaringan media online di Bali. Selain itu diharapkan muncul sinergi positif antara media online dengan berbagai pihak agar  lebih partisipatif dan kongkrit dalam menangkal propaganda, dan berita-berita provokatif dan hoax yang merugikan kepentingan Nasional. “Diperlukan kecerdasan kita dalam mencerna berita-berita yang beredar di tengah masyarakat. Jurnalisme provokatif dan hoax ini adalah tanggung jawab kita barsama untuk memeranginya. Mari kita rapatkan barisan guna menangkal berita-berita provokatif dan hoax karena hal itu dapat menyesatkan dan merusak persatuan dan kesatuan NKRI,” ungkapnya.

Deklarasi Anti Hoax

Berita hoax selain sering membuat kegaduhan juga kerap mengancam persatuan dan kesatuan NKRI. Menyikapi seriusnya ancaman berita hoax itu Asosiasi Media Online (AMO) Bali mendeklarasikan diri anti hoax.  Deklarasi anti hoax tersebut  digelar usai diskusi kebangsaan bertajuk “Upaya Konkret Menangkal Jurnalisme Provokatif dan Hoax pada Media Website” yang digelar www.suaradewata.com  di Warung Be-Jawa, Tabanan, Bali, Kamis (23/3/2017). Ketua AMO Bali I Nyoman Sutiawan yang juga Pimpinan Redaksi Metro Bali menegaskan AMO Bali dengan tegas menolak berita-berita bohong atau yang kerap disebut Hoax. Keberadaan berita bohong sangat berbahaya dan bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa. “Untuk melawan hoax, kami  media online Bali yang tergabung dalam AMO Bali mendeklarasikan anti hoax,” tandasnya. (ist/bas)