Disharmonisasi Alam, Pemkot Denpasar Gelar Tahur Balik Sumpah Agung

(Baliekbis.com), Pemerintah Kota Denpasar kembali menggelar upacara agama Tahur Balik Sumpah Agung untuk yang ketiga kalinya ditahun 2018 ini. Dua upacara agama Tahur Balik Sumpah Agung sebelumnya telah dilaksanakan di pantai Merta Sari. Sedangkan sekarang ini dilaksanakan di pantai Padang Galak bertepatan dengan tilem karo, Sabtu (11/8). Demikian disampaikan Ketua Forum Tenaga Penyuluh Agama Hindu Denpasar yang juga panitia upacara, Cok Wisnu Wardana saat ditemui di sela-sela upacara. Upacara agama Tahur Balik Sumpah Agung dihadiri Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara beserta jajaran di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar. Usai melaksanakan upacara agama Tahur Balik Sumpah Agung, Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara mendem upakara upacara di Pantai Padang Galak. “Ketika  terjadi disharmonisasi alam, semua umat manusia wajib melaksanakan minimal pecaruan. Dalam hal ini Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan upacara agama Tahur Balik Sumpah Agung,” ujar Cok Wardana. 

Lebih lanjut Cok Wardana menambahkan ketika alam disharmoni dan terjadi durkemangalan jagat atau kepanca baya maka wajib umat manusia melaksanakan tahur atau minimal caru. Melalui upacara ini memohon pada Sang Adi Kala dimana penguasa kesemestaan dan panca maha buta yang tiada lain adalah Dewa Siwa dengan kemurtiannya telah membuat durmanggalan di dunia ini. Diharapkan melalui upacara ini dapat mewujudkan alam kembali harmoni, kesejahteraan bagi umat manusia sehingga semua umat manusia menjadi damai. Cok Wardana menambahkan upacara tahur yang dilaksanakan Pemerintah Kota Denpasar merupakan upacara tingkat utama dengan mempergunakan tahur balik sumpah agung dengan sejumlah wewalungan (hewan). Dimana wewalungan utama yang dipergunakan kerbau sesuai arah utama yaitu dik dan widik lurus arah serang pokok utama ditengah-tengah kerbau dengan lapisan bawah itik blang kalung, dibawahnya ayam, arah timur menggunakan angsa dan ayam putih, arah selatan menggunakan banteng dan ayam biying, di arah barat menggunakan kambing dan ayam putih siungan, arah utara menggunakan kucit butuhan dan ayam selem. 

Sedangkan widiknya arah serang dimulai dari tenggara mempergunakan itik bulu sikep, arah barat daya asu bangbungkem, arah barat laut laut menggunakan ayam hijau dan di arah timur laut menggunakan banyak atau angsa berbulu warna warni. Pokok tahur, karena tahur tentu disertai dengan saksi sanghyang tiga wisesa yang disertai dengan caru manca warna dan kambing serta ada yang meraja dengan dasar angsa. Itulah upakara yang dipersembahkan dalam pemahayu jagat sebagai balik sumpah agung. Sementara Kabag Kesra Setda Kota Denpasar Raka Purwantara menambahkan kegiatan ini melibatkan segenap masyarakat Kesiman dari adat dan dinas juga penyuluh agama serta bendesa dan guru-guru bahasa bali se-kota Denpasar. Sedangkan yang muput upacara ini adalah Ida Pedanda Siwa dari Sanur Kauh, Ida Pedanda Buda dari Griya Jadi dan Rsi Bujangga dari Griya Ubung. (gst)