Diseminasi Hasil Survei BI, Rumah Tipe Kecil dan Tipe Besar Stagnan

(Baliekbis.com), Kontributor utama pertumbuhan IHPR (Indeks Harga Properti Residensial) diperkirakan masih bersumber pada tipe menengah. Sementara rumah tipe kecil dan tipe  besar diperkirakan masih stagnan. Di sisi lain, survei menunjukkan pasar perkantoran akan mengalami pergerakan positif di tahun 2019.

Demikian dikatakan Kepala Divisi SP PUR, Layanan dan Administrasi BI Bali, Teguh Setiadi dalam sambutannya pada acara Diseminasi Hasil Survei Kantor Perwakilan BI Denpasar, di Gedung BI Bali, Senin (18/3/2019). Diseminasi dihadiri pimpinan SKPD,  kalangan akademisi, pelaku usaha serta asosiasi terkait. 

Dikatakan Teguh Setiadi secara nasional, pertumbuhan harga properti di pasar primer juga menunjukkan kecenderungan penurunan sebagaimana tercermin pada melambatnya pertumbuhan IHPR sepanjang 2018 (triwulan IV 2018 tumbuh 1,43% yoy). 

Product Life Cycle (PLC) properti residensial primer di Bali berada dalam tahap “maturity’ sebagaimana tercermin pada jawaban responden (72,22%) di triwulan IV 2018. 

Berdasarkan hasil survei, penyerapan tanah untuk pembangunan properti residensial di Bali telah mencapai 50-70%. Kondisi ini tambah Teguh, berdampak pada harga tanah, yang turut berpengaruh pada biaya pembangunan properti residensial. Namun demikian, semakin menipisnya ketersediaan lahan tidak serta merta berdampak pada IHPR di pasar primer yang disebabkan oleh masih lemahnya permintaan konsumen terhadap properti residensial. 

Sementara dari sisi pembiayaan, hasil survei menunjukkan developer masih mengandalkan dana perbankan sebagai sumber pembiayaan (85%), diikuti dengan pembiayaan menggunakan dana internal sendiri (11 %) dan pembiayaan dari lembaga keuangan non bank (4%). Masih belum membaiknya kinerja sektor properti residensial di pasar primer terkonfirmasi oleh kontraksi penyaluran kredit real estate. Penyaluran kredit real estate pada triwulan IV 2018 tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,49 (qtq). 

“Fasilitas KPR tetap menjadi pilihan utama dalam melakukan transaksi pembelian properti,” jelasnya. Hasil survei mengindikasikan bahwa sebagian besar konsumen masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian properti residensial, diikuti oleh cash bertahap dan cash keras. 

Dikatakan Teguh, pada triwulan IV 2018 Kredit Pemilikan Rumah (KPR) secara umum menunjukkan pertumbuhan pada level yang terbatas. Pertumbuhan penyaluran KPR untuk tipe kecil (s.d 70) di triwulan IV 2018 tercatat sebesar 7,09%(qtq), sedikit lebih tinggi dibanding triwulan III 2018 yang sebesar 4,89%(qtq). Sementara itu, penyaluran kredit rumah tinggal tipe di atas 70 tercatat sebesar 1,13%(qtq), Iebih tinggi dibanding triwulan lalu yang

Pada triwulan IV 2018 jumlah pasokan perkantoran sewa di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung cenderung stagnan. Pasokan tercatat sebesar 4.700m2, tdak mengalami perubahan dibanding triwulan lalu maupun triwulan yang sama tahun sebelumnya 

Dari sisi permintaan, tingkat hunian perkantoran sewa di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung terindikasi mengalami sedikit perbaikan. Dibanding triwulan lalu, terjadi kenaikan sebesar1,17%.

Dari hasil survei menunjukkan pasar perkantoran akan mengalami pergerakan positif di tahun 2019 ini. Di sisi lain, Teguh Setiadi menambahkan kinerja ekonomi Bali Triwulan IV 2018 mengalami akselerasi didorong oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga dan tetap kuatnya investasi. Realisasi pertumbuhan Ekonomi Bali pada tahun 2018 tercatat sebesar 6,35% (yoy), sejalan dengan proyeksi Bank Indonesia yang sebesar 6,25% (yoy). 

Berdasarkan hasil survei dan data-data, perekonomian Bali pada triwulan I 2019 ini diperkirakan masih tetap tumbuh positif, meski lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018. (bas)