Disel Astawa: Mantra-Kerta Wajib Kawal Pembangunan Bandara Buleleng

(Baliekbis.com), Pembangunan Bandara Buleleng atau bandara internasional Bali Utara (BIBU) menjadi salah satu program unggulan dari pasangan calon nomor urut 2 Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta (Mantra-Kerta). Mega proyek itu masuk 9 program unggul Nawacandra yakni program ke-8 yang isinya mendorong pembangunan bandara internasional Bali utara. Program ini juga disandingkan dengan pembangunan jalan bebas hambatan, monorel, sport tourism, pusat perdagangan dunia, dan pelabuhan kapal pesiar. Di bagian lain ada juga program membangun kereta api keliling Bali. Program ini menimbulkan banyak pertanyaan dari kubu lawan karena pembangunan bandara di Bali utara sudah menjadi prioritas di masa pemerintahan Gubernur Bali saat ini Made Mangku Pastika bersama wakilnya Ketut Sudikerta.

Namun menurut anggota Fraksi PDIP DPRD Bali Wayan Disel Astawa, program pembangunan bandara di Bali utara harus dikawal oleh Paslon Mantra-Kerta. “Pembangunan bandara di Bali utara harus terus dikawal oleh Mantra-Kerta. Program ini sudah diwacanakan sejak tiga tahun lalu dan terus mengalami kemajuan. Artinya, Mantra-Kerta wajib kawal pembangunan bandara di utara Bali, karena ini sangat dibutuhkan masyarakat. Sudikerta sendiri selama menjabat sebagai wakil gubernur periode sebelumnya tahu persis program ini. Makanya, Mantra-Kerta wajib kawal, dan memang harus menjadi skala prioritas,” ujarnya di Denpasar, Senin (2/4).

Disel membantah keras, jika program unggulan Mantra-Kerta soal bandara Bali utara hanya mendompleng program pemerintah sebelumnya. “Ini jangan dipolitisasi. Bandara di utara itu sangat dibutuhkan saat ini. Sebagai pemimpin yang akan menerima tongkat estafet berikutnya, wajib hukumnya, dan wajib menjadi prioritas, karena bandara di Buleleng itu sangat dibutuhkan. Kalau terus dipolitisir, kapan kita majunya,” ujarnya. Menurutnya, kenapa harus dikawal dan menjadi prioritas pembangunan, karena pembangunaan bandara itu bukan hal yang mudah, bukan dibangun dalam satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu yang cukup lama dan dana yang sangat besar.

Sementara Cawagub I Ketut Sudikerta mengatakan, Nawacandra itu lebih dalam pengertian pemerataan pembangunan di seluruh Bali. Selama ini sudah banyak ketimpangan antara Bali di selatan dan utara. Candra atau bulan itu harus menerangi seluruh Bali, menerangi 9 kabupaten dan kota di Bali. “Artinya, harus ada pemerataan pembangunan di Bali, utara dan selatan, timur dan barat. 9 kabupaten dan kota harus menikmati pembangunan, harus sama-sama diterangi oleh bulan yang sama. Jangan sampai sebagian wilayah Bali gelap,” ujarnya. Ia mengaku tahu persis, proses pembangunan bandara di Buleleng karena kapasitasnya sebagai wakil gubernur. Dan bandara itu sangat dibutuhkan, demi pemerataan pembangunan di Bali. Dampaknya akan sangat besar di utara Bali hingga ke timur. “Kami harus kawal, kami harus bersinergi dengan pemerintahan yang ada sekarang, untuk terus mengawal rencana pembangunan bandara di utara Bali,” ujarnya.(nwm)