Disbud Gianyar Gelar Lomba Nyastra

(Baliekbis.com), Bahasa Bali sebagai bahasa ibu saat ini mungkin tidak terlalu diminati sebagai bahasa pergaulan sehari-hari. Anak-anak  cenderung diperkenalkan dengan   Bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama, bahkan jika mampu berbahasa Inggris sejak dini dianggap hebat. Menanggapi fenomena itulah Dinas Kebudyaan Kabupaten Gianyar berupaya membangkitkan kecintaan terhadap Bahasa Bali melalui berbagaikegiatan dan lomba. Salah satunya dengan memanfaatkan momen HUT Ke 247 Kota Gianyar, digelar lomba Nyastra di Balai Budaya Gianyar, Jumat (13/4).

Sama seperti HUT tahun lalu, lomba nyastra kali ini juga terdiri dari lomba mececimpedan tingkat SD, mesatua Bali tingkat SD, lomba pidato berbahasa Bali tingkat SMP, lomba penulisan puisi Bali modern dan lomba desain poster Paribasa Bali.  Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar, Drs. IGN Wijana mengatakan lomba ini bertujuan untuk meningkatkan kembali kecintaan generasi muda kan Bahasa Bali.

Dikemas dalam berbagai bentuk lomba, tujuannya agar lebih menarik tidak membosankan. Seperti misalkan lomba poster, kata Ngurah Wijana. Membuat poster dikalangan siswa SMA/SMK tentu tidak asing lagi, apalagi didukung dengan teknologi komputer yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi yang canggih. Tidak jauh berbeda dengan lomba poster paribasa Bali ini, para peserta diminta untuk menterjemahkan suatu paribasa Bali dalam bentuk gambar poster. Nantinya peserta dalam waktu 90 menit akan membuat poster dalam kertas ukuran A3 sebagai media gambar.

“Mereka nanti akan menvisualisasikan sebuah Paribasa Bali, dimana dalam poster tersebut nantinya terkandung makna dari paribasa tersebut, sangat menarik sekali,” kata Ngurah Wijana. Ditambahkan Ngurah Wijana, tidak hanya lomba poster saja yang menarik. Lomba yang lainnya juga banyak dipadati penonton. Seperti lomba mesatua yang diikuti tingkat SD, ternyata masih banyak anak-anak yang begitu fasih bercerita dalam Bahasa Bali. Vocal, seperti ketepatan dan kekuatan ucapan, variasi bunyi, mimik, anggah ungguhing basa maupun kelengutan bahasa mampu mereka bawakan dengan apik. “Ini juga salah satu tujuan kami mengadakan lomba, yaitu menjaring bibit-bibit potensial di bidang seni sastra Bali. Kelak harapan kami mereka mampu menularkan kecintaan mereka pada seni sastra daerah pada teman-teman sebayanya.” tegas Ngurah Wijana. (eni)