Direktur Eksekutif IDNU: Diaspora Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

(Baliekbis.com), Jumlah diaspora Indonesia saat ini mencapai 9 juta lebih. Jumlah yang sangat besar ini dinilai sangat potensial dalam mempromosikan berbagai hal di Indonesia ke mancanegara.

“Kalau 9 juta diaspora Indonesia yang tersebar di puluhan negara ini bisa mempromosikan berbagai kekayaan alam, wisata, budaya dan produk ekonomi lainnya ke lingkungan mereka, ini tentu akan memberi dampak yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Direktur Eksekutif IDNU (Indonesian Diaspora Network United) Hamdan Hamedan dalam jumpa pers terkait kegiatan Promosi dan Galang Dana untuk Puri Anyar Kerambitan yang digelar Pegiat Budaya dan Diaspora lndonesia dalam ajang “Cultural Tourism Gallery” di Hotel Melia Bali, Nusa Dua, Sabtu (1/9).

Acara “Cultural Tourism Gallery” yang berlangsung hingga Minggu (2/9) ini menampilkan rangkaian pertunjukan seni budaya tradisional Bali serta seniman dan artis ternama dari dalam dan luar negeri. Menurut Hamdan, meski diaspora ini berada kauh dari Indonesia namun mereka sering pulang ke Indonesia. Kehadiran mereka ini tentu sangat bermanfaat dalam ikut mempromosikan berbagai kekayaan alam dan budaya Indonesia setelah mereka kembali ke lingkungannya.

Hamdan Hamedan.

Hal ini tentu sangat positif bagi promosi Indonesia sebab setelah mendengar dan melihat dari diaspora, maka warga di luar negeri akan tertarik datang ke Indonesia. Hadirnya turis akan memberi dampak ekonomi yang besar bukan saja bagi masyarakat juga devisa negara. “Sebab dengan datang langsung ke objek wisata maka warga sekitar akan menikmati langsung dampaknya,” tambah Hamdan. Untuk itu dia berharap diaspora ke depan terus meningkatkan perannya dalam ikut mempromosikan Indonesia di lingkungan mereka berada.

Ketua Panitia “Cultural Tourism Gallery”, Yohana Hardjadinata menjelaskan Puri Anyar Kerambitan adalah salah satu puri terkemuka di Pulau Dewata tetapi mengalami kerusakan selama lebih dari satu dekade terakhir.

“Sejak tahun 2005 kondisi puri ini rusak sehingga tidak ada kegiatan signifikan di sana. Ini tentunya bukan hanya berdampak buruk bagi kelestarian puri tersebut, tetapi juga bagi penghidupan masyarakat sekitar. “Oleh karenanya, kami menggelar acara ini untuk membantu memugar Puri Anyar Kerambitan dan membantu perekonomian masyarakat sekitar,” jelas Yohana.
GM Hotel Melia Bali Eduardo Perera Castro dalam sambutan singkatnya sangat mengapresiasi kegiatan yang berkaitan dengan pelestarian budaya dan lingkungan itu.

Di hari pertama, Sanggar Warini membuka acara dengan Tarian Pendet yang memukau segenap pengunjung yang hadir. Sementara I Ketut Budiana dan Satya Cipta memamerkan 16 lukisan eksotik karya mereka yang mengundang decak kagum para pengunjung. Di sisi lain, Mario Blanco menggelar lokakarya pelatihan teknik fotografi yang menarik animo para pengunjung. (bas)