Diprotes Pakai Pemain Profesional, Persekaba Terancam Diskualifikasi

(Baliekbis.com), Persekaba Bali Badung terancam kena diskualifikasi, alias gelar juaranya bisa dibatalkan karena telah memainkan pemain profesional atan nama Noldy Saputra saat menghadapi Perseden Denpasar pada laga final Liga 3 Wilayah Bali 2017, di Stadion Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Minggu (06/08/2017).

Kasus ini mencuat setelah kubu Perseden resmi mengajukan protes terhadap salah seorang pemain Persekaba Bali Noldy Saputra, terutama menyangkut keabsahan pemain bernomor 7 itu. Diketahui, Noldy merupakan pemain Klub Persibas Banyumas, Jawa Tengah yang berkompetisi di Liga 2 PSSI Tahun 2017.  “Kami resmi mengajukan protes terhadap status pemain tersebut (Noldy) dengan mengacu pada pasal 28 huruf g, h dan i (regulasi Liga 3 Tahun 2017),” ungkap Sekretaris Perseden, Nyoman Merta  Jumat (11/8) sambil membeber sejumlah berkas yang menguatkan Noldy masih berstatus pemain Persibas.

Mengacu regulasi Liga 3, tambah Nyoman Merta, seharusnya Noldy Saputra yang berstatus pemain profesional (Liga2) jika ingin membela klub Liga 3 harus ada jeda setahun. Artinya, tahun depan (2018) baru bisa memperkuat Persekaba Bali. Karena itu, pihaknya melakukan protes ini bukan karena Perseden tak mau menerima kekalahan di final atas Persekaba. Tetapi, bertujuan sekaligus pembelajaran bagi klub-klub ke depannya agar kejadian semacam ini tidak terulang lagi. “Kami tidak protes hasil pertandingan, tapi keabsahan pemain Noldy itu,” tegas Nyoman Merta, didampingi pelatih Perseden Nyoman Ambara. Manajemen Tim Perseden I Gusti Ngurah Anom Jaksa Saputra bersama Sekretaris I Nyoman Merta telah mengajukan protes secara resmi sehari usai pertandingan. “Protes awal ke panitia Kompetisi Liga 3 PSSI Provinsi Bali. Ditembuskan ke Ketum PSSI Pusat di Jakarta, dan Ketua Asprov PSSI Bali,” tandas Nyoman Merta.

Pelatih Perseden Nyoman Ambara berharap, sekecil apapun pengaduan wajib direspon, untuk pembenahan sepakbola Indonesia. Sebab sampai saat ini belum ada respon resmi. Padahal pihaknya sudah sangat menunggu secepatnya respon Asprov PSSI Bali selaku penanggungjawab Liga 3 Wilayah Bali. Terlebih, merujuk regulasi Liga 3 khusus pasal 28 ayat 1 poin C tentang status pemain amatir, dimana para pemain yang sudah terdaftar di Liga 1, Liga 1 U-19, dan Liga 2, tidak dapat bermain di Liga 3 pada tahun yang sama. ”Jadi, status Noldy sampai saat ini masih pemain profesional, dan dia baru bisa main di Liga 3 tahun depan (2018),” jelasnya. Dia menambahkan, Noldy awalnya asal klub PSHW Ajibarang Banyumas, menggunakan biodata kelahiran 1993. Menggajukan alih status ke Persibas Banyumas, dari pemain amatir ke profesional. Alih status itu selanjutnya disahkan PSSI yang diteken Plt Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Pusat Joko Driyono pada tanggal 10 Mei 2017. Akhirnya Noldy didaftarkan ke Liga 2 melalui Persibas Banyumas, Jateng. Sehingga jelas, statusnya masih profesional, tapi ko ujung-ujungnya dia malah main di Persekaba Bali. ”Selain durasi waktu pengalihan status belum cukup, juga tidak ada permohonan alih status,” ungkap Ambara.

Perlu diketahui, jika protes Perseden Denpasar benar, nasib juara Persekaba bisa terancam dianulir atau diskualifikasi. Karena merujuk dari regulasi pasal 35 poin 5, klub yang terbukti menggunakan pemain tidak sah akan dikenakan sanksi. Sanksinya berupa gol kekalahan ditambah 3 gol minus, kemenangan atau hasil imbang dibatalkan dan dinyatakan kalah 0-3, jumlah nilai kemenangan yang telah diperoleh dikurangi 3. Bukan itu saja, informasi data kelahiran pemain itu (Noldy) lahir 16 Nopember 1993, namun Persekaba melaporkan dia kelahiran 1994. Jika kelahiran 1993 masuk katagori senior, jika menggunakan kelahiran 1994 usianya masuk menggunakan U-23. “Pastinya, kami kini menunggu tindaklanjut dari protes tersebut,” pungkas Ambara. Dikonfirmasi terpisah, Ketua Umum Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana mengakui sudah menerima surat protes Perseden. Hanya, pihaknya belum bisa mengambil keputusan secepat mungkin. ”Nanti akan ada rapat Komdis (komisi disiplin) dengan mengacuke PSSI Pusat. ”Saya sudah mengontak orang-orang yang kita dudukkan dalam Pandis,” kilah Suardana melalui WA-nya. (ibg)