Dinsos Gianyar Serahkan Bantuan Jamban Ratusan KK Kurang mampu

(Baliekbis.com), Memperingati HUT ke-73 RI, Pemkab Gianyar menyerahkan bantuan 111 unit jamban keluarga pada warga kurang mampu yang tersebar di 7 kecamatan di Kabupaten Gianyar. Bantuan secara simbolis di serahkan Kadis Sosial Kabupaten Gianyar, Drs. I Made Watha, SH.MM di Stage Sidan Gianyar, Kamis (16/8). I Made Watha pada kesempatan itu menegaskan bantuan jamban sebanyak 111 unit pada keluarga kurang mampu ini merupakan salah satu program pemerintah Kabupaten Gianyar dalam upaya mewujudkan penataan lingkungan masyarakat bersih dan sehat. Keberadaan jamban dalam suatu rumah tangga menjadi faktor penting dalam menjaga kesehatan keluarga.  

Pemkab. Gianyar senantiasa berkomitmen untuk membantu meringankan beban warga kurang mampu. Bantuan jamban yang diberikan sudah hampir selesai 100 persen  dan langsung bisa dimanfaatkan. Untuk itu pada para penerima manfaat, Made Watha berharap agar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin sesuai dengan fungsinya. Dengan bantuan ini jangan lagi ada masyarakat yang buang hajat sembarangan baik itu di kebun, kali ataupun sungai, selain mencemarkan lingkungan juga dampaknya bagi kesehatan tidak baik.

“Pemkab. Gianyar melalui Dinas Sosial akan selalu berupaya menurunkan angka kemiskinan di kabupaten Gianyar melalui berbagai  bantuan kesejahteraan social,hal ini pun membuahkan hasil terbukti berdasarkan data dari tahun 2013 hingga sekarang angka kemiskinan mencapai 4,4%,” tegas I Made Watha. Dijelaskan jumlah 111 unit jamban tersebut untuk Kecamatan Tampaksiring sebanyak 16 KK, Kecamatan Tegallalang sebanyak 16 KK, Kecamatan Payangan 16 KK, di Kecamatan Sukawati sebanyak 15 KK, untuk Kecamatan Gianyar sebanyak 16 KK, di Kecamatan Blahbatuh sebanyak 16 KK dan untuk Kecamatan Ubud juga sebanyak 16 KK.

Seperti diungkapkan salah satu peneriman manfaan bantuan jamban I Made Lasiana dari Br. Mawang Desa Kerta Kecamatan Payangan. I Made Lasiana mengucapkan banyak terimakasih atas perhatian Pemkab. Gianyar pada warga kurang mampu seperti dirinya. Ia mengakui keberadaan tempat MCK di rumah merupakan suatu keharusan, namun apa daya karena keterbatasan ekonomi dirinya masih belum bisa membangun WC yang benar-benar layak sesuai dengan standar kesehatan.  (eni)