Dikeluhkan, Beban Siswa Belajar di Rumah Lewat Online Terlalu Memberatkan

(Baliekbis.com),Sistem belajar online yang diberlakukan sementara oleh pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, rupanya tidak semua dipahami dengan baik oleh para guru. Karena beberapa sekolah malah membebani siswa khususnya di tingkat SMP hingga SMA atau yang sederajat dengan memberikan tugas berlebihan.

Akibatnya beberapa siswa akhirnya terpaksa melakukan kerja kelompok dan mereka harus keluar rumah. Hal tersebut membuat para orangtua mengeluh. “Jika bisa memilih, lebih baik belajar di sekolah daripada belajar di rumah. Karena tugas yang diberikan guru berat dan juga menumpuk, sekaligus di hari yang sama,” ujar orangtua siswa.

Menanggapi hal tersebut, tokoh pendidikan yang juga Rektor IKIP PGRI Bali, Dr. Made Suarta, SH., M.Hum. menyarankan agar guru-guru yang memberikan tugas secara online kepada para siswa sebaiknya mengikuti arahan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga. Salah satunya, tugas yang diberikan tidak terlalu membebani siswa.

“Sebaiknya tugas yang diberikan sesuaikan dengan jadwal mata pelajaran yang sudah tertuang dalam daftar pelajaran. Jadi jangan numpuk sekalian,” ungkapnya saat ditemui di Kampus IKIP PGRI Bali di Denpasar, Rabu (18/3/2020).

Menurutnya, jika dalam sehari ada empat mata pelajaran (mapel) yang diberikan kepada siswa di sekolah, alangkah baiknya dengan belajar sistem online ini dikurangi. Maksimal dua mapel setiap harinya. Karena, pembelajaran dengan sistem online baru pertama kali dilakukan, sehingga perlu penyesuaian.

“Ini kan baru peralihan dari sistem pembelajaran secara konvesional ke online, jadi perlu penyesuaian. Kalau belajar di sekolah kan didampingi guru, sedangkan kalau dalam jaringan para siswa belajar secara mandiri,” jelas Dr. Suarta yang juga Wakil Ketua I PGRI Bali ini.

Pihaknya berharap, guru-guru yang memberikan tugas selama belajar di rumah ini juga melaporkan kepada kepala sekolah masing-masing terkait tugas apa saja yang diberikan kepada peserta didiknya.

“Saya harap para kepala sekolah memonitor setiap penugasan yang diberikan kepada siswa. Kalau ada yang memberatkan, ya segera tarik kembali,” pungkas Rektor yang juga seorang seniman tradisional ini. (sus)