Diikuti 30 Negara, Baliwood International Webconference of Film Village Bersama Baliwood Indonesia dan ITB Stikom Bali

(Baliekbis.com), Era baru dunia ke depan dibutuhkan transformasi global segala bidang termasuk industri kreatif di desa atau disebut desa industri kreatif.

Sebuah keniscayaan transformasi global dibutuhkan sebuah terobosan dan inovasi, karena jika tidak hanya menjadi transformasi semu ekonomi masa lalu atau bahkan dibawahnya.

Brand dan visi dunia pengembangan desa film dunia Baliwood Land secara kebetulan telah diluncurkan sebelum masa Covid 19 (di akhir 2018), tentu berbeda dari desa film dunia di belahan dunia lainnya (Hengdian China, Popeye Malta, Giethoorn Belanda, dll) karena memadukan wisata film dan sebuah industri konten baru secara unik yang berbasiskan potensi alam, budaya, tradisi serta pemberdayaan masyarakat kreatif desa dan inovasi digital.

Diawali proses perjalanan yang telah dilakukan yakni pengembangan dan pengenalan semangat bersama brand dunia bagi stakeholders dunia (Baliwood Land) terlebih dahulu, inisiatif ekosistem digital dan marketplace dunia, barulah kemudian dilanjutkan ke berbagai projek pilot lapangan dari produksi film silang budaya dunia di desa hingga pemberdayaan pilot infrastruktur desa film yang juga telah dilaksanakan.

Menuju pengembangan fisik multizona dunia, desa film Baliwood Land bersama berbagai stakeholders nasional dan dunia. Multizona unik dan berbeda berbasiskan kombinasi alam, budaya, tradisi baru, pemberdayaan kreatif warga desa dan inovasi digital.

Wilayah perpaduan pengembangan wisata film dan alam yakni Eco-digital & film adventure park memanfaatkan perpaduan alam dengan teknologi game dan augmented reality sebagai basis tematik film park yang tidak merusak alam.

Kemudian zona lainnya yakni keberadaan jejaring Creative Space Estate desa sebagai wilayah produksi micro budget film sedunia berbasis platform lewat pemberdayaan lahan warga desa berupa penyebaran creative container bersama warga desa (film lab, warung film dan room cottage for staying di desa) dan integrasi lokasi shootingnya serta eksistensi jejaring transformasi sanggar seni budaya di desa sebagai sanggar aset produksi film. Wilayah fisik integrasi yang dicanangkan disaat dunia telah merespon brand, ekosistem dan ikon baru dunia terlebih dahulu daripada visi desa film Baliwood Land.

Visi misi juga sempat diperkenalkan melalui tur stand dunia Baliwood ke berbagai expo marketplace film (Moscow, Dubai, Singapore, Hong Kong) sejak dilahirkan. Dan saat visi, brand, dan ekosistem telah disepakati oleh marketplace dunia dilanjutkan fase infrastruktur pemberdayaan Baliwood Land sebagai perwujudan desa industri kreatif dunia (film/konten digital) di area Nusantara.

Saat fase pencanangan pembangunan fisik yang tertunda oleh masa Covid-19 tidak menghentikan visi misi dunianya, karena menjadi masa penguatan visi misi bersama seluruh stakeholders nasional dan dunia.

Dimulai dari Webcongress nasional desa film Baliwood di bulan Juli 2020 bersama LIPI, dibuka oleh Wagub Propinsi Bali (Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati) dan didukung oleh Kemendes PDTT Kementerian Parekraf, dan Kemdikbud. Dan berlanjut dengan penguatan visi misi Baliwood Land development ikon dunia masa depan di Bali dan pintu gerbang Nusantara bersama para staholders dunia, kali ini Baliwood Indonesia dan ITB Stikom Bali dengan bangga mempersembahkan mitra stakeholders dunia Baliwood dari berbagai benua berbagi pengetahuan dan pengalamannya (Film, Media Content, Animasi, Game, Film Tourism, Digital Platform hingga Augmented reality untuk dikolaborasikan di misi Baliwood Land desa film dunia era baru) kepada segenap masyarakat kreatif Bali dan Indonesia, sebuah acara bertajuk “International Web Conference of Film Village selama 3 hari (11-13 Sept 2020) dari pulau Bali yang tidak saja diikuti oleh 30 negara dan berbagai narsum dunia (CEO, Experts, Industry, Enterpreneur hingga Researchers) namun juga diisi dan didukung oleh stakeholders lokal dari Univ. Udayana, Pemerintah Desa (Abiansemal Dauh Yeh Cani Badung), Pemerintah Bali dan pihak nasional Kementerian-kementerian serta LIPI.

Acara ini dibuka oleh Wakil Menteri Desa PDTT (Budi Arie Setiadi, S.IKom,MS.i) bersama Wakil Gubernur Bali (Prof. Dr. Ir. Tjok Oka AA Sukawati), didampingi oleh Rektor ITB Stikom Bali (Dr. Dadang Hermawan) dan CEO Baliwood Indonesia (Dr.(Hon) R. Arvin I. Miracelova,SE, MSc,CAPM). Juga dihadiri antara lain oleh Sekjen Kemenaker (Anwar Sanusi, PhD), Pengusaha Sandiaga Uno, MBA, Direktur Film/Animasi-Deputi Ekonomi Digital Kemenparekraf/Baparekraf (Syaifullah SE, MEc, PhD), Founder Gerakan Desa Emas (Dr Aries Mufti), Perbekel Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani (I Wayan Sutama, S.S, S.Sn),peneliti senior LIPI bidang Animasi dan digital heritage (Fadjar I.Thufail), Kepala Pusat Unggulan Wisata Bali Universitas Udayana (Ir.Agung Suryawan Wiranatha,MSc,PhD), serta tamu-tamu internasional yang mengisi materi di hari pertama antara lain Prof .Luisa Dall’Aqua (Bologna University), Sukhwa Hong (H-Culture,  perusahaan Animasi dunia dari South Korea), Apurv Modi (Director Atechnos India, perusahaan Game dunia), dan Alan E.Wijaya,B.Sc, MBA (Indonesia Movieland Jababeka). Juga terdapat sesi khusus dan pemaparan menarik dari internasional women session di hari ke 3 yang diisi oleh Irene M.Gironacci PhD (Swinburne Univ of Tech Australia), Aisha Al Muqla (Founder Pan Media Bahrain), Karin Thun Lydhal (VP Epidemic sound Sweden),Vasilena Petrova (Javada Film Bulgaria).

Baliwood International Webconference of Film Village ini disiarkan secara live selama 3 hari acara di TV Desa melalui satalit free to air Nusantara 1 dan Telkom 4 , juga NU Channel lewat satelit FTA Chinasat, serta youtube live di Stikomers TV dan TV Desa on terus serta apps live di Genflix. Serta dalam 3 hari penuh diisi berbagai Narsum ahli dan industri dari Hollywood, Bollywood, Chinawood, Asia Tenggara, Korea, Amerika Latin, Euro Films hingga Australia. Bagi siapa saja masyarakat kreatif Indonesia bisa ikut.

Melalui acara dunia ini meski secara virtual namun menjadi langkah baru memulai transformasi global yang bersinergikan dunia, membangun integrasi se Bali dan Nusantara dari gerbang Desa (film) dunia. “Baliwood Land. Dari Bali, Untuk Indonesia, Dipersembahkan kepada Dunia”. (ist)