Didemo Warga Adat Sanur, RSBM Tetap Beroperasi

(Baliekbis.com), Launching RSBM (Rumah Sakit Bali Mandara) yang rencananya berlangsung Sabtu (28/10) akhirnya dibatalkan. Pembatalan itu menyusul adanya demo besar-besaran warga desa adat Sanur yang menuntut dipenuhinya janji untuk memberikan jatah 10 persen bagi warga setempat bekerja di rumah sakit milik pemerintah tersebut.

Demo warga dari 28 banjar di Desa Adat Sanur itu berlangsung sejak pagi. Ribuan warga terdiri dari laki-laki maupun perempuan turun ke jalan dengan berpakaian adat diiringi tabuh gamelan memenuhi jalur di depan RSBM. Meski tak sampai memacetkan arus lalu lintas, namun kehadiran ribuan warga tersebut membuat arus lalu lintas terpaksa dialihkan ke kanan jalan depan RSBM dengan dua arah untuk memperlancar arus lalin. Dalam aksi demo tersebut, ratusan aparat keamanan tampak berjaga-jaga baik di jalan maupun di lingkungan RSBM.

 

Sejumlah tokoh dalam orasinya meminta agar Pemprov Bali memenuhi janjinya terkait pemberian jatah tenaga di rumah sakit itu sebesar 10 persen. Namun hingga siang, tak satupun pejabat yang diharapkan bisa memberikan penjelasan hadir menemui warga. Hingga akhirnya warga meninggalkan areal tersebut. Meski demikian warga tetap akan menuntut janji tersebut.

Tak berselang lama setelah warga bubar, Gubernur Bali Mangku Pastika bersama sejumlah pejabat memasuki areal RSBM dengan berpakaian adat. Gubernur langsung memerintahkan staf RS agar menutup pintu masuk dan membersihkan berbagai atribut termasuk umbul-umbul terkait acara launching yang batal tersebut. Gubernur kemudian langsung menuju Pura di lingkungan RS untuk melakukan persembahyangan disusul Wagub Sudikerta yang datang tak lama kemudian. Seluruh karyawan RS juga ikut sembahyang.

Usai sembahyang kepada wartawan Gubernur Mangku Pastika mengatakan RSBM adalah untuk mengobati orang biar sehat. Jadi hati harus tulus. Secara tegas Gubernur mengatakan sebenarnya launching tak perlu. Jadi kalau ada pasien datang sekarang harus kita tolong. Tak harus menunggu  launching. Apalagi peralatan sudah siap, obat ada, dokter juga siap, sistem siap dan izin ada. “Kalau ada orang sakit ke sini masak harus ditolak,” ujarnya. Karena itu Gubernur menegaskan kalau launching itu sebenarnya tak perlu. Saya sudah bilang tadi pagi kalau tak perlu ada launching.  Karena itu Gubenur minta semua umbul-umbul di luar dicabut dan semua dibersihkan. Sebab yang ditentang kan launchingnya bukan rumah sakitnya.

Soal tuntutan warga terkait jatah ditegaskan rumah sakit tak bisa beri jatah. Kalau kasi jatah, berarti harus terima siapa saja, pokoknya terima saja karena kuotanya sekian. Ini kan menyangkut nyawa orang. Jadi tak sesederhana itu. Kalau pun ada perjanjian, itu prosesnya panjang. Gubernur mengatakan  rumah sakit tak ada jatah-jatahan. Tak ada rumah sakit berjanji.  Yang bikin perjanjian itu yang salah. Karena itu Gubernur minta agar RS ini tetap buka dan memberikan pelayanan sebagaimana mestinya. “Masak RS mau ditutup. Obat ada, dokter ada, SDM ada. Apa kalau ada orang sakit datang harus ditolak. Jadi harus tetap buka sebab yang ditentang yang rame-rame ini, karena dianggap show off. (bas)