Dialog Reses Mangku Pastika Bersama Kadis Perindag Bali: Dipertanyakan Tingginya Harga Gula Pasir

(Baliekbis.com),Harga gula pasir yang masih tinggi di tengah lesunya daya beli masyarakat akibat dampak Covid-19 dipertanyakan sejumlah kalangan. Sejak Januari harga gula ini melonjak dan sempat tembus Rp20 ribu/kg.

“Sekarang ini masih sulit dapatkan gula pasir. Bahkan harganya masih tinggi. Bagaimana kok bisa sampai keteteran begini dan ke depannya seperti apa harga pangan,” ujar Diah Permana salah satu peserta dalam dialog interaktif reses
Anggota DPD RI Daerah Pemilihan Bali Dr. Made Mangku Pastika,M.M. via vidcon dengan narasumber Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali Wayan Jarta, Senin (18/5/2020).

Dialog interaktif Mangku Pastika dengan topik “Potret Kondisi dan Upaya Memberdayakan Sektor Perdagangan dan Perindustrian Pasca-Covid-19”, dipandu staf ahli Nyoman Baskara didampingi Ketut Ngastawa dan Wayan Wiratmaja.

Diah juga mempertanyakan
apa harus impor. “Lantas bagaimana dengan produksi gula dalam negeri,” ujar Diah yang juga merupakan salah satu pengurus NCPI (Nawa Cita Pariwisata Indonesia) Bali. CEO MICE ini menuturkan harga gula tak masuk akal melambung hingga Rp20 ribu dan sulit mendapatkannya. Sekarang pun harganya masih tinggi di pasaran. Padahal pemerintah mematok HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp12.500.

Dr. Made Mangku Pastika

Menjawab pertanyaan tersebut Kadis Perindag Bali Wayan Jarta mengatakan sebenarnya stok gula cukup tersedia. Namun saat itu karena distributor membelinya mahal dari pabrik sehingga di pasaran harganya masih tinggi. “Sekarang masih di kisaran Rp16 ribu, sedangkan HET Rp12.500,” jelas Jarta.

Masih tingginya harga gula, tambah Jarta pihaknya tak bisa menekan pedagang agar menurunkan harga. Jalan yang ditempuh adalah melalui operasi pasar. “Kita sudah lakukan itu dan yakin dalam sepekan mendatang harganya sesuai HET,” jelasnya. Operasi pasar dikatakan memang dilakukan terbatas karena menjaga jarak sesuai protokol kesehatan.

Dalam dialog yang berlangsung sekitar dua jam itu, Anggota DPD RI Dr. Mangku Pastika juga mengingatkan pentingnya dijaga ketersediaan pangan masyarakat, harga dan kemudahan mendapatkannya. Menurut Jarta, secara umum stok pangan Bali masih cukup untuk sekitar 4,5 bulan ke depan. Sedangkan yang di pedagang saja tersedia hingga 1,5 bulan.

Mangku Pastika pada kesempatan tersebut juga menyoroti keberadaan Pergub tentang buah lokal. Implementasinya harus dikawal dengan baik agar jangan sampai merugikan petani. Sebab produk petani yang masuk hotel, pembayarannya harus antri berbulan-bulan.

Sementara petani butuh dana cepat. “Jangan sampai petani terjerat tengkulak atau rentenir. Faktor kualitas, kuantitas dan kontinyuitas juga mesti bisa dijaga dan memenuhi standar. Apalagi produk pertanian sifatnya musiman,” ujar mantan Gubernur Bali dua periode ini.

Peran BUMD atau lembaga ekonomi lainnya sangat penting dalam hal ini untuk memback-up petani dan kelangsungan produknya. “Jadi bagus kalau dilibatkan semacam lembaga pendanaan (koperasi). Cuma dananya dari mana. Perlu konsistensi mengawal pergub ini. BUMD bisa berperan di sini. Namun diingatkan kalau tak bisa jamin kualitas, kuantitas dan kontinyuitas maka akan sulit,” tambah mantan Kapolda Bali ini mengingatkan. (bas)