Dialog Peringati Hari Kartini, “KCKB Wujud Kartini Masa Kini Dalam Balutan Kain Endek”

(Baliekbis.com), Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) menggelar dialog serangkaian memperingati Hari Kartini, pada Rabu (21/4) di Hotel Cakra, Kesiman. Dialog dengan tema “KCKB Wujud Kartini Masa Kini Dalam Balutan Kain Endek” menghadirkan sejumlah pembicara dari kalangan pelaku usaha kerajinan kain endek dan logam serta tampil pakar endek Gede Togog asal Gianyar.

Dialog juga dihadiri Ketua KCKB Sandra Kartika dan Pendiri KCKB Yosefa Listyati serta narasumber yang juga pemilik Bara Silver Putu Sudi Adnyani yang akrab disapa Mami Bara). Dalam dialog yang berlangsung dua jam lebih, para pencinta endek yang rata-rata kaum ibu ini membedah kain endek baik dari sisi bisnis, motif, bahan hingga cara perawatannya.

“Bagaimana merawat kain endek ini agar warnanya tidak pudar,” tanya beberapa ibu yang tampak anggun dengan pakaian kebaya dikombinasi endek warna-warna ini. Menurut Gede Togog yang sudah berkecimpung dengan endek sejak tahun 80-an ini, perawatan endek dan kain tenun sejenisnya memang perlu ekstra hati-hati. “Agar tak cepat rusak dan warnanya tahan lama, kain cukup dimasukkan dalam air sabun. Lalu bilas tanpa dikucek dan diperas. Kalau jemur jangan langsung kena matahari, cukup diangin-angin,” jelas Gede Togog yang sempat mempekerjakan 1.200 lebih perajin di saat kain endek berjaya pada era 80-an.

Meski peminat endek tidak seramai tahun itu, di mata Gede Togog, produk kain tradisional ini tetap memiliki prospek cerah. Apalagi pemerintah Bali juga ikut mendukung. “Yang perlu dikembangkan model dan desain, color atau bentuk lainnya,” jelasnya. Menurutnya penggunaan hiasan (aksesoris) yang sederhana bisa membuat tampilan jadi mewah, bukan yang ramai. Ia juga mendorong untuk menggunakan priduk lokal (Bali) yang kualitasnya sesungguhnya sangat bagus.

Soal harga kain (endek) yang cukup mahal menurutnya karena bahan yang digunakan serta memakan waktu cukup lama. Ke depan memang perlu ada beberapa inovasi sehingga harga lebih kompetitif. Ketua KCKB Sandra Kartika mengaku bersyukur dengan adanya imbauan cinta kain Bali. “Kita bisa membantu UMKM yang ada di Bali. Kami sekumpulan ibu-ibu yang tulus mensupport program pemerintah dalam mempromosikan kain Bali dari hulu ke hilir,” jelasnya.

Jadi pengrajin bisa terus memproduksi kain Bali dengan bagus. “Kita bersinergi satu sama lain, kita juga sebagai pemakainya. Hal senada disampaikan Mami Bara yang mengajak tetap membangun semangat Kartini, bijak dan menjadi teladan yang baik. “Mari kita jaga sikap, perilaku dan juga berbusana. Kaum milenial sangat menyukai memakai kain Bali dengan modifikasi seperto rok, kulot dan gaun. Jadi jangan melihat kain endek itu kuno, bisa dimodifikasi supaya terlihat modern. Yang penting jangan takut untuk kreatif dan terus berinovasi,” harapnya. (bas)