Diageo Indonesia Bekerja Sama dengan Saraswati Bangun Kesadaran Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

(Baliekbis.com),Diageo Indonesia bekerja sama dengan perusahaan yang berfokus pada inovasi pembangunan ‘Saraswati’ dan ‘Villa Dukuh’ menggelar lokakarya, Minggu (24/11/2019) di Desa Nyambu Tabanan yang mengangkat pentingnya mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Lokakarya ini dihadiri oleh warga Desa Nyambu yang sejak April 2016 aktif mendorong program desa wisata ekologis di wilayahnya. Diageo Indonesia, pemilik dan pengelola pabrik minuman beralkohol merek internasional yang berlokasi di desa Nyambu, secara aktif mendorong upaya-upaya yang dapat meningkatkan kapasitas masyarakat untuk mengelola usaha pariwisata dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Upaya ini dilakukan melalui pengenalan potensi desa, kekayaan alam, potensi budaya dan seni yang bisa dikelola oleh masyarakat desa setempat dan memberi manfaat secara ekonomi serta mendukung pertumbuhan sektor pariwisata.

Corporate Relations Director Diageo Indonesia Dendy Borman di sela-sela lokakarya mengatakan pihaknya akan terus berpartisipasi aktif dalam menghadirkan program-program yang memberikan manfaat positif dalam meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dendy Borman didampingi Ester Margaretha dan Tiara Permadi menyaksikan diskusi kelompok membahas upaya pengurangan sampah plastik sekali pakai di Kantor Desa Nyambu, Minggu (24/11).

Bersama warga desa dan para mitra, pihaknya ingin meningkatkan pemberdayaan masyarakat yang berbasis pada kepedulian lingkungan hidup, seperti yang dilakukan Diageo dimanapun perusahaan beroperasi.

Lokakarya ini adalah untuk memfasilitasi warga Desa Nyambu dalam merencanakan program yang dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan menjadikan Desa Nyambu sebagai pilot project desa wisata ekologis yang bebas plastik sekali pakai.
“Sebagai pilot project inisiatif ini diharapkan dapat mendorong program yang sama di desa atau tempat lainnya,” jelas Dendy menambahkan.

Desa Nyambu memiliki potensi wisata ekologi dan historis karena memiliki kekayaan alam persawahan dan mata air yang berlimpah, sekaligus memiliki kontak budaya dan sejarah yang panjang sejak jaman Bali Kuno (sekitar abad ke-8 sampai abad ke-13), zaman pengaruh Majapahit (abad ke-14), hingga saat ini.

Lokakarya Inisiatif Bebas Plastik Nyambu yang diadakan ini melibatkan beberapa lembaga maupun usaha sosial yang bergerak di lingkungan, di antaranya Yayasan Wisnu, Avani Eco, ecoBali Recycling, Kopernik, Mongabay dan PPLH Bali. Para mitra gabungan memberikan pelatihan kepada 30 orang perwakilan 6 banjar yang berada di Desa Nyambu serta 10 perwakilan pemiliki usaha warung, villa dan guest house ecotourism.

Setiap peserta yang telah dikelompokkan diajak untuk mengeksplorasi tantangan terbesar dalam mengurangi sampah plastik serta menggali ide untuk mengurangi sampah plastik serta manajemen sampah di rumah maupun di desa.

Lokakarya dan pertukaran pengetahuan pada acara ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Nyambu dan mendorong aksi untuk mengeliminasi penggunaan plastik sekali pakai non-biodegradable atau yang tidak dapat terurai oleh proses biologi, yang sehari-hari sangat banyak digunakan masyarakat seperti kantong atau kresek, botol, gelas, peralatan makan dan sedotan plastik.

Kesadaran yang meningkat diharapkan membangun kapasitas masyarakat Nyambu dalam merencanakan program yang dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan mengelola potensi ekowisata agar menjadi nilai tambah bagi keberadaan Desa Wisata Ekologis yang dibanggakan warga Desa Nyambu.

Sementara itu Perwakilan “Saraswati”, Ester Margaretha, selaku Assistant Project Manager (Koordinator Proyek Inisiatif Bebas pmOlastik) didampingi Tiara Permadi (Project Manager) mengatakan pentingnya penanganan sampah plastik sekali pakai itu sejak awal warga menggunakannya. Sementara pengolahan akhir sampah sifatnya jangka panjang, dalam jumlah banyak, sedangkan sampah yang bisa diolah terbatas jumlahnya. Jadi yang penting penanganan awalnya yakni bagaimana bisa mengurangi sampah plastik sekali pakai itu dan apa solusinya.(jbt)