Di Masa Pandemi, Perajin Endek Optimis Peluang Pasar Tetap Terbuka

(Baliekbis.com), Perajin Bali banyak disokong dari industri pariwisata yang berkembang pesat sebelum pandemi Covid-19. Namun kini ketika pariwisata terpuruk akibat pandemi, omzet perajin khususnya kain endek juga ikut terdampak. Produksi yang turun tajam juga merembet pada tenaga perajin.

“Karena tidak ada kegiatan menenun, sebagian perajin terpaksa mencari pekerjaan lain, ada yang jadi tukang angkut pasir dan bertani,” ujar Ketua Kelompok Tenun Bona Artha Kusuma IGP Raka Desa Bona, Gianyar saat menyampaikan paparannya saat reses Anggota DPD RI Dr. Made Mangku Pastika, M.M., pada 23 Oktober 2021 di Desa Blangsinga, Blahbatuh Gianyar.

Menurut IGP Raka, sebelum pandemi kelompoknya mempekerjakan 80 perajin. Sekarang hanya beberapa perajin saja yang bekerja.

Pemilik kerajinan Tenun Ikat Anta Kusuma ini menjelaskan ia memulai usahanya tahun 1975 dan sempat berjaya di tahun 80-an dengan mempekerjakan sekitar 120 tenaga. Bahkan produk tenun ATBM-nya sempat diekspor ke Jerman dan beberapa negara lainnya.

Kini di bengkel Tenun Ikat Anta Kusuma yang dikelolanya, hanya ia dan istrinya serta beberapa perajin yang masih mencoba bekerja meski pasarnya belum pasti.

“Ya biar ada pekerjaan saja dan kebetulan masih punya bahan baku,” tambahnya. Bahan baku menurutnya didatangkan dari India namun bisa dibeli di Denpasar. Ia berharap Anggota Komite II DPD RI Dr. Mangku Pastika yang sudah dikenalnya sejak menjabat Gubernur Bali bisa membantu mencarikan terobosan pemasaran. Sebab peluang sebenarnya masih terbuka, seperti pasar lokal dan domestik. Termasuk untuk seragam anak sekolah dan perkantoran.

Menanggapi harapan perajin, Mangku Pastika yang menjadi Gubernur Bali 2008-2018 mengatakan sebagai Anggota Komite II akan mencoba mencarikan jalan agar perajin bisa tetap bertahan.

Mangku Pastika juga mendorong perajin tetap berkreativitas dan menjaga mutu produk yang sudah ada. “Ketika nanti covid ini hilang, kita makin siap. Saya yakin suatu saat wabah ini akan berlalu,” harap mantan Kapolda Bali ini.

Mangku Pastika mengatakan kreativitas itu sangat penting. Dicontohkan Cina yang sukses memanfaatkan danau untuk festival kesenian yang melibatkan banyak seniman sehingga bisa meningkatkan pendapatan.

Demikian halnya kain endek yang menjadi salah satu ciri khas Bali. Di India juga ada endek, alat tenunnya juga persis seperti yang ada di Bali. Jadi endek ini sudah punya nama. “Kekuatan kita ada di bidang seni dan budaya,” tambahnya.

Perajin lainnya di Blahbatuh Gianyar juga mengaku peluang pasar lokal dan domestik masih terbuka. Meski tidak secerah sebelum Virus Corona melanda. (bas)