Dhamantra: Pemilih Rasional Tak Terpengaruh Bansos dan Intimidasi

(Baliekbis.com), Peningkatan suhu politik jelang Pilgub Bali 27 Juni 2018 ini dinilai sebagai sesuatu yang wajar. “Apalagi waktunya makin dekat dan semua pihak yang terlibat mulai mengerahkan kekuatannya sehingga kondisinya meningkat dan agak memanas,” jelas politisi yang juga Anggota Komisi VI DPR RI Nyoman Dhamantra saat diminta komentarnya di Dhamantra Centre, Minggu (17/6) terkait kondisi jelang pilgub. Menurutnya berdasarkan pengalaman sebelumnya dekat-dekat hari H suhu polilitik pasti akan semakin meningkat. “Biasanya H-3 sudah mulai naik suhunya, tapi ini wajar-wajar saja,” ujarnya. Justru Dhamantra melihat kondisi saat ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya dimana kecerdasan dan pemahaman politik rakyat yang semakin baik. Ini kenyataan yang harus terus dipelihara dan ditumbuhkan agar Bali bisa melahirkan sosok pemimpin yang baik, bersih dan sesuai dengan pilihan nurani rakyat. “Sebab akan sangat fatal akibatnya kalau salah memilih pemimpin nanti. Karena akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan cenderung lebih mengedepankan kelompoknya,” ujarnya.

Kalau ini terjadi, tambahnya maka jembatan emas yang menjadi idaman bangsa ini akan sulit dicapai sebab tujuannya sudah melenceng. Jadi revolusi mental akan gagal. Karena itu Dhamantra mengajak agar rakyat memilih secara rasional dengan cerdas melihat prestasi dan track record figur calon. Untuk itu pendidikan dan pengetahuan politik rakyat harus terus ditingkatkan agar demokrasi bisa tumbuh dan berjalan dengan baik. Kalau rakyat rasionalitas dalam memilih pemimpinnya maka tak tergoda dengan janji bansos apalagi diintimidasi. Rakyat harus kritis. “Tugas partai atau figur untuk mengedukasi masyarakat sehingga pemimpin yang lahir nanti bisa memberi manfaat bagi masyarakat selain menjaga Bali,” tegasnya.

Ia menegaskan jangan pilgub ini dipakai hanya untuk mengejar menang dan merebut kekuasaan.Tapi yang esensial harus memberi manfaat dan mensejahterakan rakyat. Ditanya figur yang diharapkan rakyat Bali menurut Dhamantra, rakyat tak ujug-ujug asal memilih. Perbuatan masa lalu seperti komitmen menjaga alam, budaya dan tradisi akan menjadi referensi. Khususnya pemimpin yang punya komitmen menjaga Bali sesuai Tri Hita Karana. “Ya Tolak Reklamasi itu salah satunya. Pemimpin harus membumi dengan alam Bali. Harus good and clean governance. Baik saja tak cukup tapi harus bersih,” tegas Dhamantra. (bas)